nusabali

Bali Berangkatkan 715 Jemaah Haji ke Tanah Suci

  • www.nusabali.com-bali-berangkatkan-715-jemaah-haji-ke-tanah-suci

MANGUPURA, NusaBali - Provinsi Bali memberangkatkan 715 Jemaah Haji yang tergabung dalam kloter 71 dan kloter 72 tahun 2024.

Sebelumnya, tiga jemaah gagal berangkat dikarenakan satu orang menunda dan dua orang meninggal.

Kepala Bidang PHU Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bali H Syarif Hidayatullah, mengatakan kuota haji Provinsi Bali, berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia Nomor 1005 Tahun 2023 tentang Kuota Haji Indonesia Tahun 1445 H/2024 M, yakni 698 jemaah dan KMA RI Nomor 130 Tahun 2024 tentang Kuota Tambahan Haji Indonesia 1445H/2024M Provinsi Bali mendapat kuota tambahan 34 jemaah, sehingga total kuota untuk Bali menjadi 732 jemaah haji.

Dikatakan, dari 732 jemaah 1 jemaah menyatakan menunda, 2 jemaah meninggal, 19 jemaah mutasi keluar Provinsi Bali, 5 jemaah mutasi masuk Provinsi Bali, sehingga total akhir jemaah haji berangkat dari Provinsi Bali sejumlah 715.

“Alhamdulillah, sekarang kita melakukan pelepasan jamaah haji se-Provinsi Bali. Namun, nanti masing-masing kabupaten juga akan melakukan pelepasan yang akan dilepas oleh Bupati masing-masing,” ujar H Syarif Hidayatullah saat pelepasan jemaah haji di Hotel The Grand Santhi, Denpasar pada Selasa (21/5) siang.

Lebih lanjut, H Syarif Hidayatullah mengungkapkan pada Rabu (29/5) mendatang, sebanyak 9 kabupaten/kota akan memberangkatkan jemaah haji ke embarkasi Surabaya. Selanjutnya jemaah haji akan masuk asrama pada hari berikutnya. Oleh karena itu, dalam pelepasan kali ini pihaknya hanya menghadirkan perwakilan di setiap 9 kabupaten/kota, dengan jumlah jamaah terbanyak berasal dari Denpasar dan Badung.

“Kami memang menjaga stamina jemaah haji. Karena kalau seandainya kita undang yang dari jauh, kasihan karena rangkaian kegiatan sudah terlalu banyak. Total semua 200 jamaah haji,” ungkapnya.
Dilanjutkan, persiapan haji tahun ini hampir mencapai 100 persen, dengan hanya menunggu pemberangkatan dari Provinsi Bali ke embarkasi Surabaya. Dari embarkasi, panitia akan mengurus keberangkatan jamaah haji ke Tanah Suci. H Syarif Hidayatullah berharap seluruh jemaah haji mengikuti semua petunjuk dari petugas haji, baik peraturan di dalam negeri maupun di luar negeri, serta menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri untuk melakukan ibadah jika kondisi tidak mendukung.

“Semua jemaah haji dalam kondisi sehat wal afiat, tanpa ada laporan sakit. Sebelum pelunasan, jemaah haji harus melalui cek kesehatan melalui institusi kesehatan, jadi secara medis sudah dianggap sehat,” katanya.

Dalam pemberangkatan tahun ini, jemaah haji tertua berusia 84 tahun 2 bulan yakni Abdul Muni dari Kota Denpasar. Sedangkan, jemaah haji termuda berusia 18 tahun 7 bulan yaitu Dimas Adi Sudarmono dari Buleleng, yang mendapat porsi karena orang tuanya meninggal.

Ditanya soal waiting list jemaah haji di Bali, H Syarif Hidayatullah, membeberkan calon jemaah haji Bali bisa menunggu hingga 28 tahun dengan jumlah jemaah yang antre mencapai 18 ribu lebih. Setiap tahun, kuota jemaah haji sebanyak 656 orang, dan jika ada tambahan dari pemerintah Arab Saudi, jumlah itu akan bertambah.

“Tahun ini, jumlah keberangkatan lebih banyak dari tahun sebelumnya, berkat kunjungan Menteri Agama dan Presiden yang berhasil menambah kuota dari Arab Saudi,” bebernya.

Sementara, salah seorang jemaah haji dari Kabupaten Badung, Marsito, 50, yang tergabung dalam kloter 72, mengungkapkan persiapannya menjelang keberangkatan ke Tanah Suci. Marsito mengutamakan kesehatan sebagai bagian utama dari persiapannya. “Persiapan saya untuk haji nanti pertama menjaga kesehatan yang utama ya. Selanjutnya persiapan untuk obat-obatan atau yang dianjurkan dari kementerian. InsyaAllah sudah siap semua,” ucapnya.

Marsito menceritakan bahwa mulai mendaftar untuk menunaikan ibadah haji sejak 2012. Setelah menunggu selama 12 tahun, akhirnya mendapat kesempatan untuk berangkat tahun ini. Persiapan dana untuk haji juga menjadi bagian penting dari perjalanannya. Marsito menjelaskan dirinya menyisihkan sebagian penghasilannya setiap bulan demi mencapai tujuan ini. 

Marsito tidak berangkat sendiri ke Tanah Suci. Dia akan ditemani oleh istrinya, Titin Sundari, 47. Keberangkatan bersama ini menambah kebahagiaan dan semangat bagi mereka berdua dalam menjalani ibadah haji. 7 ol3

Komentar