DPN Peradah Gelar Temu Tokoh Hindu Nusantara
Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu (DPN Peradah) Indonesia menggelar acara Temu Tokoh Hindu Nusantara yang berlangsung 4-6 Agustus di Jogjakarta.
JAKARTA, NusaBali
Dalam pertemuan tersebut, terungkap adanya perbedaan data jumlah umat Hindu di Indonesia yang disampaikan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Ketut Widnya. Menurut Ketut Widnya, berdasarkan data BPS umat Hindu sekitar 4 juta jiwa.
"Sementara laporan yang masuk dari Pembimas Hindu se-Indonesia, umat Hindu ada 12 juta orang," ujar Widnya, Sabtu (5/8). Oleh karena itu, perlu koordinasi lintas organisasi Hindu dalam memperkuat Hindu ke depannya. Apalagi umat Hindu tidak berasal dari satu etnis saja.
"Untuk itu, sangat penting database umat Hindu," paparnya. Sementara Ketua DPN Peradah Indonesia, D Sures Kumar menyatakan, adanya perbedaan data tersebut membuat Peradah berencana protes ke BPS Pusat. Dia juga menjadwalkan bertemu dengan wakil-wakil rakyat untuk membicarakan masalah itu.
"Data umat Hindu yang terdaftar di BPS tidak valid. Jangan manipulasi data umat Hindu. Secepat mungkin Peradah akan menyusun konsep dan menyiapkan data untuk bertemu dengan BPS Pusat, DPR RI, DPD RI dan bila perlu Presiden," tegas tokoh muda Hindu ini.
Terkait temu tokoh Hindu Nusantara, Sures menjelaskan, kegiatan dilaksanakan untuk memperkuat keHinduan yang ada di nusantara. Lalu bagaimana agar Hindu Keharingan semakin yakin dan mantap sebagai Hindu nusantara, begitu juga Hindu Tamil menjadi semakin yakin dan mantap sebagai Hindu.
"Lalu Hindu sidrap, Hinda Tolatang, Hindu Toraja, Hindu Kei, Hindu Jawa, Hindu Bali dan Hindu Sasak semua semakin kuat sebagai Hindu. Kegiatan temu tokoh Hindu ini juga sebagai amanat Mahasabha Peradah ke X pada 2015 kemarin di Surabaya yang merekomendasikan DPN Peradah melakukan kegiatan penguatan Hindu lokal nusantara," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya memberikan pembekalan. Wisnu menyatakan, agar umat Hindu nusantara maju bersama bergandengan tangan demi kemajuan agama. Oleh karena itu, sangat penting mengedepankan Panca Sradha dalam segala aspek kehidupan umat Hindu. Tak ketinggalan semua pihak menjaga kebhinnekaan.
Dia berharap, kegiatan temu tokoh Hindu nusantara dapat berlangsung di lokasi lain. "Kedepan kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di tempat lain demi penguatan umat Hindu nusantara dan kebanggaan sebagai orang Hindu," tegas mantan Danjen Kopassus ini. Kegiatan itu sendiri dihadiri perwakilan Hindu lokal dari Keharingan (Kalimantan Tengah).
Hindu Toraja, Hindu Sidrap (Sulawesi Selatan), Hindu Yogyakarta, Hindu Tamil (Sumatera Utara), Hindu Sunda Wiwitan (Jawa Barat), Hindu Klaten (Jawa Tengah), Hindu Jawa Timur dan Hindu Bali. Dari Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) antara lain, ada BEM STAH Dharma Nusantara (Jakarta), STHD Klaten, BEM STAH Palangkaraya, PMHD Banguntapan, GMHD Gunungkidul serta Bimas Hindu DIY.
Ketua Panitia Pelaksana temu tokoh Hindu nusantara Gusti Ngurah Panji menambahkan, selain diisi diskusi dan persentasi beberapa pembicara, temu tokoh Hindu nusantara akan melakukan perjalanan spritual ke beberapa Candi Hindu di Jogjakarta. Kegiataan itu sebagai penutup acara. *k22
"Sementara laporan yang masuk dari Pembimas Hindu se-Indonesia, umat Hindu ada 12 juta orang," ujar Widnya, Sabtu (5/8). Oleh karena itu, perlu koordinasi lintas organisasi Hindu dalam memperkuat Hindu ke depannya. Apalagi umat Hindu tidak berasal dari satu etnis saja.
"Untuk itu, sangat penting database umat Hindu," paparnya. Sementara Ketua DPN Peradah Indonesia, D Sures Kumar menyatakan, adanya perbedaan data tersebut membuat Peradah berencana protes ke BPS Pusat. Dia juga menjadwalkan bertemu dengan wakil-wakil rakyat untuk membicarakan masalah itu.
"Data umat Hindu yang terdaftar di BPS tidak valid. Jangan manipulasi data umat Hindu. Secepat mungkin Peradah akan menyusun konsep dan menyiapkan data untuk bertemu dengan BPS Pusat, DPR RI, DPD RI dan bila perlu Presiden," tegas tokoh muda Hindu ini.
Terkait temu tokoh Hindu Nusantara, Sures menjelaskan, kegiatan dilaksanakan untuk memperkuat keHinduan yang ada di nusantara. Lalu bagaimana agar Hindu Keharingan semakin yakin dan mantap sebagai Hindu nusantara, begitu juga Hindu Tamil menjadi semakin yakin dan mantap sebagai Hindu.
"Lalu Hindu sidrap, Hinda Tolatang, Hindu Toraja, Hindu Kei, Hindu Jawa, Hindu Bali dan Hindu Sasak semua semakin kuat sebagai Hindu. Kegiatan temu tokoh Hindu ini juga sebagai amanat Mahasabha Peradah ke X pada 2015 kemarin di Surabaya yang merekomendasikan DPN Peradah melakukan kegiatan penguatan Hindu lokal nusantara," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya memberikan pembekalan. Wisnu menyatakan, agar umat Hindu nusantara maju bersama bergandengan tangan demi kemajuan agama. Oleh karena itu, sangat penting mengedepankan Panca Sradha dalam segala aspek kehidupan umat Hindu. Tak ketinggalan semua pihak menjaga kebhinnekaan.
Dia berharap, kegiatan temu tokoh Hindu nusantara dapat berlangsung di lokasi lain. "Kedepan kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di tempat lain demi penguatan umat Hindu nusantara dan kebanggaan sebagai orang Hindu," tegas mantan Danjen Kopassus ini. Kegiatan itu sendiri dihadiri perwakilan Hindu lokal dari Keharingan (Kalimantan Tengah).
Hindu Toraja, Hindu Sidrap (Sulawesi Selatan), Hindu Yogyakarta, Hindu Tamil (Sumatera Utara), Hindu Sunda Wiwitan (Jawa Barat), Hindu Klaten (Jawa Tengah), Hindu Jawa Timur dan Hindu Bali. Dari Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) antara lain, ada BEM STAH Dharma Nusantara (Jakarta), STHD Klaten, BEM STAH Palangkaraya, PMHD Banguntapan, GMHD Gunungkidul serta Bimas Hindu DIY.
Ketua Panitia Pelaksana temu tokoh Hindu nusantara Gusti Ngurah Panji menambahkan, selain diisi diskusi dan persentasi beberapa pembicara, temu tokoh Hindu nusantara akan melakukan perjalanan spritual ke beberapa Candi Hindu di Jogjakarta. Kegiataan itu sebagai penutup acara. *k22
1
Komentar