SMPN 2 Singaraja Mengimbas ke 3 SD
Sharing Inovasi Pemanfaatan Limbah Plastik
SINGARAJA, NusaBali - Tiga SD di wilayah Kecamatan Buleleng menjadi objek pengimbasan inovasi pemanfaatan limbah plastik dari SMPN 2 Singaraja. SDN 1 dan 2 Banjar Tegal serta SDN 1 Banyuasri saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti program Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten.
Program inovasi pengelolaan lingkungan sekolah yang digetok tularkan SMPN 2 Singaraja ke sekolah imbas adalah mural tutup botol plastik dan QR Code pada tanaman di lingkungan sekolah. SMPN 2 Singaraja menjadi sekolah pengimbas karena sudah mendapatkan predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional dan sedang bersiap menuju predikat Adiwiyata Mandiri.
Plt Kepala SMPN 2 Singaraja, Drs I Gede Ariyasa dihubungi Jumat (24/5) kemarin menjelaskan, sebagai sekolah Adiwiyata nasional wajib mengimbas 3 sekolah lain untuk ikut menapaki jejak yang sama. Yakni dalam pelestarian lingkungan sekolah. SMPN 2 Singaraja pun memutuskan untuk berbagi dua inovasi pelestarian lingkungan sekolah andalannya.
“Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat upaya pelestarian lingkungan melalui inovasi dan edukasi yang berkelanjutan. Langkah ini juga merupakan wujud komitmen sekolah kami menuju predikat Adiwiyata Mandiri,” terang Ariyasa.
Program QR Code pada tanaman dan juga mural menggunakan tutup botol tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah, tetapi juga mendorong pemanfaatan limbah plastik menjadi karya seni yang bernilai.
Seperti pemanfaatan limbah plastik tutup botol dijadikan mural adalah salah satu cara inovatif untuk mengurangi sampah anorganik. Tutup botol plastik ini pun sangat mudah didapatkan termasuk di lingkungan sekolah. Dari bahan bekas ini, siswa di sekolah imbas diajarkan menyusunnya menjadi bentuk yang menarik dan bernilai seni dan edukatif.
Sedangkan penggunaan QR code pada tanaman dapat membantu siswa mengenal lebih dekat jenis-jenis tanaman yang ada di lingkungan sekolah. Seluruh tanaman di sekolah dipasangi QR Code. Edukasi ini dikemas dalam balutan digitalisasi. Sehingga saat anak didik ingin mengetahui nama dan data tanaman tersebut, cukup mengarahkan gadgetnya ke QR code yang sudah tersedia dan akan muncul dengan sendirinya.
Sementara itu, program Sekolah Adiwiyata merupakan agenda tahunan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) yang dilakukan berjenjang dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Untuk tingkat kabupaten, sekolah akan didampingi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten. Sedangkan tingkat provinsi oleh DLH Provinsi dan tingkat nasional oleh KLHK. Program Adiwiyata ini digelar untuk menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih luas dan mendalam di kalangan siswa dan warga sekolah.7 k23
Komentar