World Water Forum ke-10 Resmi Ditutup, Jumlah Partisipan Capai 64 Ribu
MANGUPURA, NusaBali.com - World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Badung, resmi ditutup pada Jumat (24/5/2024) oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, Basuki Hadimuljono. Forum ini berhasil melampaui ekspektasi dengan mencatatkan jumlah partisipan yang mencapai 64 ribu orang dari 160 negara, jauh di atas target awal yang diperkirakan sekitar 46 ribu orang. Agenda itu juga menyajikan 278 sesi diskusi da
Basuki Hadimuljono yang juga menjabat sebagai Ketua Harian World Water Forum ke-10, menyampaikan bahwa seluruh agenda yang diusulkan Indonesia telah berhasil dicapai. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan.
"Pekerjaan belum selesai, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Berbagai komitmen yang dihasilkan harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata dan rasa memiliki yang kuat," ujarnya pada Jumat (24/5/2024) malam.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk pertama kalinya dalam sejarah World Water Forum, Deklarasi Menteri memasukkan Compendium of Concrete Deliverables and Actions atau Ringkasan Hasil-Hasil dan Tindakan. Compendium ini mencakup 113 proyek air dan sanitasi senilai 9,4 miliar dolar AS dengan 33 negara dan 53 organisasi internasional sebagai pendukung, donor, serta penerima manfaat air dan sanitasi.
"Compendium yang diluncurkan pada pertemuan tingkat menteri harus diwujudkan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Basuki.
Basuki juga menekankan pentingnya meningkatkan sinergisitas antarpemangku kepentingan serta pendekatan yang holistik dan lintas sektoral untuk menghadapi tantangan air dan sanitasi. Ia mengajak setiap negara untuk berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing dalam agenda air global.
"Setiap negara harus menjadi bagian dari solusi melalui kolaborasi dan saling melengkapi, bukan melalui kompetisi," tambahnya
World Water Forum ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri yang memberikan arah yang jelas di tengah tantangan global. Usulan Indonesia tentang Hari Danau Dunia dimasukkan dalam deklarasi, serta pembentukan Center of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, dan pengarusutamaan pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil. Berbagai inisiatif lainnya melengkapi agenda aksi di bidang air Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Water Action Agenda).
Tak hanya itu, agenda internasional ini turut mempertemukan semua pemangku kepentingan terkait agenda air, termasuk pemerintah, anggota parlemen, organisasi internasional, LSM, sektor swasta, dan pemuda. Indonesia mendorong peran pemuda dalam penelitian dan inovasi sektor air dengan memberikan penghargaan 'Bali Youth Water Prize'. Pada kesempatan tersebut, Menteri PUPR memberikan selamat kepada Coordination Youth Sanitation Concern, Iffah Rachmi, yang menerima penghargaan Kyoto World Water Grand Prize 2024.
"Saya yakin penghargaan ini akan memberikan dorongan bagi generasi muda sebagai agen perubahan," kata Basuki.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden World Water Council (WWC), Eric Tardieu, mengajak semua peserta untuk tidak menyerah dalam upaya membangun kerja sama pengelolaan air yang lebih efisien, damai, dan berkelanjutan. Tardieu juga menyoroti nilai-nilai gotong-royong dan ‘sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ yang mengakar dalam masyarakat Indonesia, yang mendapat tepuk tangan meriah dari peserta.
“Mari kita pulang dengan kesabaran, kearifan Bali terkait air, dan agenda positif,” kata Tardieu.
Sementara, World Water Forum, Loic Fauchon, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah dan masyarakat Indonesia atas keramahan dan dukungan yang diberikan, sehingga forum ini dapat terselenggara dengan sukses. *ris
Komentar