PB TI Dukung Pengprov Bali
Jadi apa yang dilakukan Pengprov TI Bali sesuai AD/ART organisasi, yang tidak membedakan antara anak-anak dan dewasa.
Sanksi Atlet Taekwondo Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Keputusan Pengprov TI Bali Anak Agung Ngurah Lanang Ananda soal skorsing atlet taekwondo Kota Denpasar mendapat dukungan dari induk organisasinya PB TI.
"Soal ada informasi PBTI merasa malu soal skorsing terhadap atlet-atlet yang dilakukan Pengprov TI Bali tidak benar. Jadi apa yang dilakukan Pengprov TI Bali sesuai AD/ART organisasi, yang tidak membedakan antara anak-anak dan dewasa," ucap Waketum II PBTI Brigjen (Purn) Noor Fadjari, Minggu (6/8).
Brigjen (Purn) Noor Fadjari mencontohkan, dalam kejuaraan Asian Youth Game tidak membedakan aturan tentang dewasa dan anak-anak di bawah umur 18 tahun. Padahal pesertanya harus di bawah 18 tahun. Lalu bagaimana mungkin Ketum Pengprov disalahkan memberikan sanksi kepada anggota TI yang tidak membedakan soal usia.
Waketum mengaku selalu monitoring seluruh Pengprov TI di Indonesia, Ia menilai ada upaya yang ingin membenturkan PBTI dengan Pengprov TI Bali, padahal PBTI mendukung sepenuhnya setiap keputusan yang diambil Pengprov di seluruh Indonesia, selama tidak melanggar AD/ART. Bahkan
Fadjari menambahkan, dirinya pernah menjadikan Pengprov TI Bali sebagai Pengprov percontohan dalam melaksanakan AD/ART.
Sedangkan Ketum TI Bali Lan Ananda mengatakan, dirinya telah dihubungi Ketua Harian PBTI Zulkifli Tanjung yang mengatakan bahwa saat pertemuan dengan anggota DPRD Bali, pengacara, pelatih,atlet dan wartawan tidak diijinkan masuk ke dalam ruangan pertemuan.
Jadi bagaimana mungkin wartawan menulis tentang sikap PBTI. Karena adanya berita yang tidak benar PBTI akan mengeluarkan notulen hasil pertemuan yang dikirimkan ke DPRD Bali dan Pengprov TI Bali. Kata Lan Ananda, isu atlet berprestasi yang terkena skorsing adalah hoax untuk mencari popularitas.
Mira Adelia yang terkena skorsing tidak pernah mewakili Bali di kancah nasional ataupun mewakili Denpasar di kancah Porprov ataupun Porsenijar. "Jadi kami semakin bingung prestasi apa sebenernya yang dimaksud mereka yang terkena skorsing. Yang jelas mereka melakukan pembangkangan terhadap aturan organisasi dan kaidah keolahragaan,” katanya.
“Kasihan anak-anak ini diperalat. Setelah Porprov kami akan sikapi semua persoalan ini tapi yang jelas tidak akan ada pencabutan skorsing," tegas Lan Ananda. *dek
Komentar