Usai Kakak-Adik Ulahpati di Jembatan Tukad Bangkung, Desa Adat Pelaga Rencanakan Ritual Pembersihan
MANGUPURA, NusaBali.com - Kakak beradik asal Kubutambahan, Buleleng gemparkan warga Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung atas aksi ulahpati (bunuh diri) di Jembatan Tukad Bangkung, Minggu (26/5/2024).
Atas peristiwa ini, warga Desa Pelaga turut prihatin. Sebab, peristiwa semacam ini bukan pertama kali terjadi di jembatan tertinggi di Asia Tenggara yang menghubungkan Desa Pelaga dan Belok Sidan, Petang itu.
Terakhir pada akhir tahun 2021 silam, peristiwa serupa sempat terjadi. Seorang anggota TNI mengakhiri hidup dengan gantung diri di jembatan yang membentang di atas Tukad (sungai/kali) Bangkung ini.
"Kalau dibilang sering terjadi (ulahpati) sih tidak, tapi beberapa kali memang pernah terjadi hal serupa. Dan 2021 lalu, Pak Bupati sudah menggelar upacara karipubaya di sana," kata Perbekel Pelaga I Made Ordin saat dihubungi NusaBali.com, Senin (27/5/2024).
Naasnya, peristiwa ulahpati kembali terjadi Minggu sore. Untuk itu, Desa Adat Pelaga yang mewilayahi areal yang dijadikan tempat ulahpati secara adat berencana menggelar upacara pembersihan. Kata Bendesa I Ketut Budayasa, hal ini akan dirapatkan dulu dengan warga adat.
"Secara adat tentu ada tindak lanjutnya. Paling tidak upacara pembersihan pasti akan dilaksanakan," ungkap Budayasa kepada NusaBali.com ketika dihubungi, Senin.
Upacara pembersihan yang dimaksud adalah caru atau pacaruan sederhana dan upacara pamlehpeh. Ritual ini pasti dilaksanakan desa adat menunggu hari baik untuk membersihkan areal ulahpati secara niskala (rohani).
Namun, Budayasa sendiri juga berkeinginan agar dapat dilaksanakan kembali upacara karipubaya untuk merukat karang seperti 2021 silam. Hanya saja, upacara sebesar ini tergantung restu Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung.
"Kami di desa adat sudah barang tentu melaksanakan pacaruan dan pamlehpeh. Tapi, kami perlu berkoordinasi dengan Disbud terkait upacara yang sifatnya lebih lanjut," imbuh Budayasa.
Sementara itu, Budayasa tidak menampik bahwa Tukad Bangkung memang areal yang terbilang keramat. Di bawah jembatan dekat kediaman Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta ini terdapat campuhan (pertemuan mata air) yang jadi lokasi masucian/beji sasuhunan di Desa Adat Pelaga. *rat
Terakhir pada akhir tahun 2021 silam, peristiwa serupa sempat terjadi. Seorang anggota TNI mengakhiri hidup dengan gantung diri di jembatan yang membentang di atas Tukad (sungai/kali) Bangkung ini.
"Kalau dibilang sering terjadi (ulahpati) sih tidak, tapi beberapa kali memang pernah terjadi hal serupa. Dan 2021 lalu, Pak Bupati sudah menggelar upacara karipubaya di sana," kata Perbekel Pelaga I Made Ordin saat dihubungi NusaBali.com, Senin (27/5/2024).
Naasnya, peristiwa ulahpati kembali terjadi Minggu sore. Untuk itu, Desa Adat Pelaga yang mewilayahi areal yang dijadikan tempat ulahpati secara adat berencana menggelar upacara pembersihan. Kata Bendesa I Ketut Budayasa, hal ini akan dirapatkan dulu dengan warga adat.
"Secara adat tentu ada tindak lanjutnya. Paling tidak upacara pembersihan pasti akan dilaksanakan," ungkap Budayasa kepada NusaBali.com ketika dihubungi, Senin.
Upacara pembersihan yang dimaksud adalah caru atau pacaruan sederhana dan upacara pamlehpeh. Ritual ini pasti dilaksanakan desa adat menunggu hari baik untuk membersihkan areal ulahpati secara niskala (rohani).
Namun, Budayasa sendiri juga berkeinginan agar dapat dilaksanakan kembali upacara karipubaya untuk merukat karang seperti 2021 silam. Hanya saja, upacara sebesar ini tergantung restu Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung.
"Kami di desa adat sudah barang tentu melaksanakan pacaruan dan pamlehpeh. Tapi, kami perlu berkoordinasi dengan Disbud terkait upacara yang sifatnya lebih lanjut," imbuh Budayasa.
Sementara itu, Budayasa tidak menampik bahwa Tukad Bangkung memang areal yang terbilang keramat. Di bawah jembatan dekat kediaman Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta ini terdapat campuhan (pertemuan mata air) yang jadi lokasi masucian/beji sasuhunan di Desa Adat Pelaga. *rat
Komentar