Pemantauan Monyet di Pura Luhur Uluwatu Libatkan Peneliti
Wisatawan ataupun peneliti yang pernah ke sini, mengatakan jika monyet di Uluwatu tidak nakal tetapi dikatakan ‘smart monkey’ karena ada barter sistemnya.
MANGUPURA, NusaBali - Pemantauan dan pengawasan monyet di Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, ternyata melibatkan para peneliti. Melihat tingkah laku monyet di kawasan Pura Luhur Uluwatu, para peneliti menyatakan monyet di kawasan Pura Luhur Uluwatu memiliki kecerdasan yang luar biasa, karena kerap menggunakan sistem barter untuk berinteraksi dengan manusia.
“Wisatawan ataupun peneliti yang pernah ke sini, mengatakan jika monyet di Uluwatu tidak nakal tetapi dikatakan ‘smart monkey’ karena ada barter sistemnya. Jadi begitu mengambil barang milik wisatawan, kami pancing dengan makanan, maka monyet akan mengembalikannya dan ini memang suatu tabiat dan tipikal mereka,” ujar Manager Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana, Senin (27/5) siang.
Dikatakan, monyet di kawasan Pura Luhur Uluwatu memiliki karakteristik yang berbeda karena kondisi lingkungan yang panas. Dia meyakini, jika tipikal monyet di kawasan Pura Luhur Uluwatu berbeda dengan monyet di tempat yang lain. Sebab, daerah Uluwatu adalah area panas dan otomatis memengaruhi tabiat monyet sendiri.
Meski disebut ‘smart mongkey’, namun Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu tetap melakukan berbagai upaya untuk memastikan monyet tidak mengganggu wisatawan, seperti pemberdayaan staf dan mencari strategi pengendalian monyet dengan mempelajari praktik di daerah lain. “Jadi kami mencari pembanding dan strategi soal pengendalian monyet ke daerah lainnya seperti Monkey Forest Ubud, Sangeh, dan lainnya,” kata Wijana.
Wijana juga menegaskan bahwa upaya untuk mengendalikan perilaku monyet telah dilakukan secara niskala melalui upacara Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, yang diyakini dapat menurunkan tabiat nakal monyet. “Secara niskala kalau ada upacara Tumpek Kandang ini adalah suatu langkah kami menurunkan tabiat monyet yang nakal,” tambahnya.
Sementara, untuk menjaga kesehatan monyet, lanjut Wijana, pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana untuk memastikan bahwa monyet di kawasan Pura Luhur Uluwatu bebas dari rabies, dengan bukti sertifikat bebas rabies. “Kami yakini 100 persen monyet bebas rabies dan kami memiliki sertifikat bebas rabies,” tegasnya.
Disinggung soal tingkah monyet yang sering kali mengambil barang milik wisatawan, Wijana menuturkan hal itu bukan karena monyet kekurangan makanan. Untuk memastikan ketersediaan makanan, pengelola mengeluarkan Rp 2,5 juta per hari untuk memberi makan hampir 650 monyet di Pura Luhur Uluwatu. Hal ini menunjukkan komitmen pengelola dalam menjaga kesejahteraan monyet, sekaligus menjaga pengalaman wisatawan yang berkunjung. 7 ol3
1
Komentar