HIPMI Bali: Investor Boleh Masuk, Tapi Jaga Adat dan Kelestarian Alam
DENPASAR, NusaBali.com - Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali, Pande Agus Permana Widura, angkat bicara soal wisatawan mancanegara (wisman) yang belakangan ini terus membuat ulah di Bali dan melakukan bisnis hingga masuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pande Agus Permana Widura prihatin dengan pesatnya pertumbuhan usaha yang dilakukan oleh para warga negara asing (WNA) di Bali terkesan ugal-ugalan dan tidak mengikuti aturan.
"Saya agak prihatin dengan cepatnya terjadi pertumbuhan dalam sisi bidang usaha saat ini yang sangat masif. Terutama di Bali. Di Badung Selatan. Beberapa saya melihat sudah tidak lagi mengikuti daripada aturan-aturan terkait dari Perda yang kita miliki," ujar Pande Agus Permana Widura, Sabtu (1/6/2024).
Tokoh muda yang kerap disapa APW ini pun mengingatkan agar tidak "menjual Bali" dengan mengabaikan aturan dan adat istiadat.
"Jangan jual Bali kami tanpa aturan. Jangan diobral. Jangan diobral. Kami tetap berharap Bali ini memiliki suatu daya tarik yang tersendiri. Jangan sampai kita larut dalam dolar ataupun euro sehingga akhirnya kita obral Bali ini," tegasnya.
Pande Agus Permana Widura juga menyoroti investor asing yang masuk ke sektor UMKM. Ia berharap investor yang datang ke Bali adalah investor yang berbobot dan mengajak pengusaha lokal untuk membangun usaha menengah ke atas.
"Harapan saya investor yang datang ke Bali itu betul-betul investor yang berbobot, dalam artian bisa mengajak kita bersama-sama untuk membangun suatu usaha yang bukan usaha menengah ke bawah, melainkan menengah ke atas, itu harapan kita nanti ke depannya," katanya.
Pande Agus Permana Widura juga menyinggung praktik wisatawan asing menggunakan nama warga lokal (nominee) untuk berinvestasi.
"Itu suatu hal yang tidak bisa dihilangkan. Artinya mungkin menjadi suatu kebutuhan juga buat mereka terutama yang ketika mereka ingin berinvestasi di Indonesia. Namun beberapa aturan yang saya perhatikan adalah jangka waktu. Jangka waktu daripada nominee itu harus betul-betul diperhatikan. Jangan kebablasan, jangan kita berbicara sampai 90 tahun, jangan kita berbicara sampai 100 tahun," jelasnya.
Sosok yang juga Ketua Yowana Paramartha Warga Pande periode 2022-2027 ini juga berharap perbankan bisa mencari solusi untuk memberikan pinjaman lunak kepada pengusaha baru, khususnya pengusaha Bali agar bisa bersaing dengan investor asing.
Pasalnya, kata dia, warga lokal akan kesulitan bersaing jika tidak ada kemudahan perbankan. Sementara WNA sudah start dengan kecukupan modal usaha.
Di sisi lain, Ketua DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Provinsi Bali ini menekankan pentingnya menjaga adat dan kelestarian alam Bali dalam menghadapi gempuran investor dan wisatawan asing.
"Jadi ini memang harus betul-betul dijaga, jangan sampai mengambil. Jangan sampai mengambil daripada lahan yang sudah ada gitu," pungkasnya.
Komentar