Pertama Digelar, Diprediksi Bakal Ngetren di Kalangan Rare Angon
Unik, Kontes Khusus Tongkok Pindekan yang Digelar di Lapangan Puputan Badung Denpasar
Tongkok Pindekan
Malam Apresiasi Bulan Bakti Gotong-Royong
DPD LPM Kota Denpasar
Lapangan Puputan Badung
Meski kontes mengarah ke tongkok kreasi dan menonjolkan estetika, dewan juri sepakat bah bangun tongkok harus dilihat dulu sebelum ke kreativitas dekorasi
DENPASAR, NusaBali - Lomba pindekan (kincir angin) biasanya dilakukan secara utuh baik itu tongkok (pencari arah angin) maupun baling-baling dan tiangnya. Tapi, ajang lomba pindekan yang digelar di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar, Minggu (2/6) sore berbeda.
Secara khusus diadakan kontes yang melombakan tongkok pindekan saja. Kontes tongkok pindekan ini digelar serangkaian Malam Apresiasi Bulan Bakti Gotong-Royong Masyarakat DPD LPM Kota Denpasar. Tiga dewan juri yang menilai kreasi tongkok pindekan mengaku ini baru pertama kali mereka menjadi juri teknologi subak dan rare angon (komunitas layang-layang) yang mengkhusus ke tongkok. Sedangkan, lomba pindekan yang umum digelar biasanya komponennya lengkap.
"Kami melihat lomba pindekan yang sudah biasa. Tetapi, ada bagian dari pindekan itu yang menurut kami kreativitasnya bisa lebih digali, yaitu tongkok pindekan," ungkap Agus Pratama Dwita,27, Wakil Ketua Panitia Malam Apresiasi Bulan Bakti Gotong-royong Masyarakat. Lomba khusus tongkok pindekan ini memang belum biasa sehingga panitia baru bisa menjaring 12 peserta di Denpasar. Kata Pratama, DPD LPM Kota Denpasar dapat menjadi pionir yang mempopulerkan kontes khusus tongkok pindekan ke kalangan komunitas rare angon.
Menurut Made 'Baglur' Adiana,51, juri lomba dan seniman pindekan Kesiman, Denpasar, tongkok pindekan sederhananya disebut pencari arah angin. Fungsinya mirip dengan layar pada kapal. Dengan adanya tongkok, baling-baling pada pindekan dapat terus menerima hembusan angin.
"Pindekan ini ada di ranah subak yang difungsikan sebagai pengusir hama. Di kalangan rare angon, pindekan jadi alat untuk mengetahui arah angin. Dalam upacara keagamaan pindekan juga dipakai (sunari)," tutur Baglur ketika ditemui usai menjuri karya tongkok pindekan warga kota. Tongkok pindekan terdiri dari beberapa bagian. Tongkok memiliki inen-inen (pegangan baling-baling), kakembungan (body) yang mencari/menerima hembusan angin, dan ikuh (ekor) untuk menyeimbangkan tongkok. Secara sekilas, tongkok menyerupai ekor barong ket.
Pada lomba tongkok pindekan, Minggu sore kemarin penilaian difokuskan pada dua hal, yakni bah bangun (komposisi dan fungsional tongkok) serta kreativitas dekorasinya. Meski kontes kali ini mengarah ke tongkok kreasi dan menonjolkan estetika, dewan juri sepakat bah bangun tongkok harus dilihat dahulu sebelum masuk ke kreativitas dekorasi.
"Kreasi dekorasinya dapat sekreatif mungkin, entah itu membuat ukiran, barong, dan lain-lain. Asalkan, pakem dari seni pindekan itu tidak dilanggar dan inen-inennya simetris dengan proporsi tongkoknya," tegas Eka Soca,34, juri lomba dan seniman dekorasi asal Penatih, Denpasar. Sementara itu, Putu 'Lelong' Arif,32, juri lomba yang juga seniman seni rupa yang menilai, lomba khusus tongkok ini cukup potensial. Meski lomba pertama ini baru diminati belasan peserta, ke depan perlu dicari-cari format lomba tongkok pindekan yang lebih pas sehingga dilirik lebih banyak komunitas.
"Lomba tongkok saja seperti ini baru pertama dan pesertanya masih sedikit. Ke depan kalau sudah mengerti format lombanya, bagaimana model tongkok yang sesuai, pasti semakin banyak yang meminati," beber Lelong. 7 ol1
Komentar