LPG 3 Kg Langka Karena Warga Mampu Ikut Berburu
Kepala Dinas ESDM Provinsi Bali
Ida Bagus Setiawan
LPG 3 Kg Langka
DTKS
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
DENPASAR, NusaBali - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan pasokan elpiji 3 kilogram untuk Bali cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Menurutnya kelangkaan elpiji 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir disebabkan warga mampu yang juga ikut berburu elpiji bersubsidi. “Untuk stok di Bali sebenarnya mencukupi kebutuhan rumah tangga yang masuk DTKS, tapi yang mencari bukan hanya warga kurang mampu,” ujarnya, Minggu (2/6).
Setiawan mengungkapkan Bali mendapat jatah 215.448 metrik ton elpiji 3 kilogram pada tahun 2024 ini. Jumlah tersebut menurutnya telah melebihi kebutuhan rumah tangga yang masuk DTKS. Karena selain warga kurang mampu elpiji 3 kilogram juga diperuntukkan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Data Dinas Sosial P3A Provinsi Bali sendiri menunjukkan, hingga April 2024 jumlah kepala keluarga masuk DTKS sebanyak 456.434 keluarga (1.404.375 orang).
Dalam kenyataannya, selain warga kurang mampu dan UMKM, warga mampu dan jenis usaha seperti restoran maupun villa ikut membeli elpiji 3 kilogram. “Belum lagi warga luar yang tidak ber-KTP Bali,” imbuh Setiawan.
Setiawan mengatakan momen hari raya dan libur panjang berpotensi mengakibatkan kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran. Pemprov Bali selalu mengajukan tambahan distribusi kepada Kementerian ESDM untuk mengatasi kelangkaan di pasaran.
Ia berharap distribusi elpiji 3 kilogram dapat lebih tepat sasaran. Untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran, Setiawan menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dengan unit atau sektor terkait guna memastikan kuota elpiji 3 kilogram diberikan kepada sasaran yang tepat.
Sebelumnya Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali menyampaikan Pemprov Bali telah mengambil langkah pergeseran distribusi elpiji 3 kilogram dampak dari kelangkaan gas subsidi selama sepekan terakhir.
“Yang bisa kami lakukan adalah mengatur distribusinya di daerah mana yang permintaannya relatif lebih kecil yang kuotanya masih sisa kami geser, dua hari lalu sudah dilakukan pergeseran-pergeseran,” jelas Dewa Indra.
Dewa Indra mengungkapkan, Denpasar dan Badung menjadi dua wilayah dengan kebutuhan gas elpiji 3 kilogram tertinggi. Dua kabupaten/kota tersebut menerima tambahan dari kabupaten lain, sembari Pemprov Bali melakukan komunikasi ke Kementerian ESDM dan Hiswana Migas untuk membantu menata kembali penyaluran gas.
“Kita tahu penduduk di sini (Denpasar dan Badung) lebih banyak, aktivitas perekonomian paling kompleks dibandingkan dengan di wilayah-wilayah lain,” ujar Sekda Dewa Indra. a
1
Komentar