Diatensi Kemensos, Korban Diupayakan Melanjutkan Sekolah
Kasus Pencabulan Anak Bawah Umur oleh 3 Pemuda
UPTD PPA Jembrana
Ida Ayu Sri Utami Dewi
Korban Kasus Persetubuhan
Disdikpora Jembrana
Kementerian Sosial (Kemensos)
NEGARA, NusaBali - Korban kasus persetubuhan, sebut saja bernama Bunga, 14, asal Kecamatan Melaya, Jembrana, oleh tiga orang pemuda yang diungkap pihak kepolisian beberapa waktu lalu, diatensi pihak Kementerian Sosial (Kemensos). Sementara itu, dari pihak Pemkab Jembrana tengah berupaya agar korban yang hanya bersekolah sampai tingkat SD itu bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP.
Adanya atensi langsung dari pihak Kemensos terhadap Bunga itu diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jembrana Ida Ayu Sri Utami Dewi, Senin (3/6). Menurutnya, tim dari Kemensos langsung turun ke Jembrana untuk mengetahui perkembangan kondisi korban.
“Ya ingin memastikan perkembangan kondisi korban. Sampai saat ini, kami juga masih melakukan pendampingan kepada korban. Kita semua berharap agar korban bisa segera pulih dan beraktivitas seperti anak-anak lainnya,” ujar Sri Utami.
Di samping pemulihan psikologis, Sri Utami mengaku, dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPA-PPKB) Jembrana berupaya agar korban bisa melanjutkan sekolahnya. Hal itu pun sudah dikoordinasikan ke Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Olahraga (Disdikpora) Jembrana yang juga berkoordinasi dengan pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jembrana.
“Sudah direspons Disdikpora untuk dibantu. Tapi nanti juga akan kembali dibahas bersama. Kita harap korban nanti bisa difasilitasi untuk melanjutkan sekolahnya dan diharapkan diterima di sekolah yang mendukung pemulihan mentalnya,” ucap Sri Utami.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Disdikpora Jembrana I Komang Gede Hendra Susanta mengakui koordinasi antarinstansi terkait kelanjutan sekolah korban pencabulan sudah dilakukan. Namun, pihaknya masih menunggu hasil lengkap terkait hasil pemeriksaan psikologi anak yang bersangkutan.
“Kami sangat siap memfasilitasi. Tapi sementara ini masih menunggu hasil tes psikologi yang dilakukan sebelumnya. Dari hasil tersebut nantinya akan bisa menentukan ke sekolah mana korban tersebut difasilitasi,” kata Hendra. 7 ode
1
Komentar