Hasto Siap Penuhi Panggilan KPK
Terkait Keberadaan Kader PDIP Harun Masiku
Menurut Hasto, intimidasi kekuasaan yang dialaminya lewat tekanan hukum saat ini belum seberapa
JAKARTA, NusaBali
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memanggil Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto pada Senin (10/6) mendatang. Hasto dipanggil untuk dikonfirmasi mengenai keberadaan mantan kader PDIP Harun Masiku yang merupakan tersangka kasus dugaan suap komisioner KPU RI, Wahyu Setiawan. Menanggapi pemanggilan KPK, Hasto menyatakan, siap memenuhi panggilan itu.
“Kami ini, partai yang sah menurut hukum. Partai yang terus membangun supremasi hukum, meski di Pemilu kemarin menghadapi tantangan sangat serius. Saya akan datang (memenuhi panggilan KPK,red),” ujar Hasto usai menjadi pembicara dalam diskusi memperingati Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6).
Menurut Hasto, memenuhi panggilan KPK merupakan sebuah tanggung jawab sebagai warga negara, sehingga dia siap memenuhi panggilan tersebut. “Apalagi KPK ini, didirikan Ibu Megawati, kualat saya jika tidak hadir,” papar Hasto.
Sampai saat ini, Hasto belum menerima surat panggilan. “Belum terima surat panggilannya. Kalau info dari media Senin, ya nanti saya kosongkan hari itu untuk hadir memenuhi panggilan,” ucap Hasto.
Sebelumnya, Hasto telah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Selasa (4/6) lalu terkait pernyataannya di televisi nasional mengenai Pemilu dianggap sebagai bentuk penghasutan dan berita bohong sehingga berpotensi menciptakan kerusuhan. Dua panggilan kepada Hasto itu pun, dinilai sejumlah kalangan sebagai bentuk penekanan kepada PDIP.
“Ada yang katakan itu, double presure, karena saat saya dipanggil Polda, saya juga dipanggil KPK. Bagi saya, itu tanggung jawab yang harus diwujudkan sebagai konsekuensi taat hukum,” papar Hasto.
Ketika Hasto memenuhi panggilan Polda untuk menjalani pemeriksaan, banyak yang ingin menemaninya. Bahkan, Komandan Satgas Nasional Cakra Buana Komarudin Watubun akan mengerahkan pasukan untuk mengawal pemeriksaan Hasto. Namun, Hasto melarang.
“Kemarin banyak mau menemani. Pak Komar, mau kerahkan ribuan Satgas. Pada mau datang, tetapi saya katakan tidak usah, nanti malah tidak bagus,” kata Hasto saat bicara dalam diskusi memperingati Hari Lahir Bung Karno. Hasto pun, mencontohkan bagaimana Proklamator RI Bung Karno dan Ketua Umum DPP PDIP Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri melawan intimidasi.
Menurut Hasto, intimidasi kekuasaan yang dialaminya lewat tekanan hukum saat ini belum seberapa. “Bung Karno saja bisa berhadapan dengan kolonialisme Belanda, saat itu tidak punya apa-apa,” jelas Hasto.
Dosen Universitas Pertahanan itu selanjutnya mengutip gagasan Bung Karno yang hanya ditemani oleh rakyat jelata, nelayan, hingga sopir saat menjalani pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Jadi, kalau saya hanya diintimidasi begitu, masih kecil dibanding perjuangan Bung Karno dan Bu Mega. Sendiri tidak ada masalah, Bung Karno juga sendiri,” kata Hasto. Hasto menerangkan pemeriksaan yang dijalaninya di Polda Metro Jaya, kemarin, masih mendapat fasilitas. Seperti datang memakai bus hingga diliput wartawan.
“Kan, masih kehormatan, dibandingkan Bung Karno,” jelas Hasto. Hasto juga menyampaikan ada beberapa teman yang mendampinginya, yakni politikus PDIP Andreas Hugo Pareira yang mengetahui sejarah hukum kolonial, politisi muda Aryo Seno Bagaskoro, dan tim hukum.
“Kalau urusan gerak ke bawah, nah, itu baru massa, kita gerak bersama-sama. Kalau urusan (hukum) gini, sudahlah sendiri saja. Kalau dipanggil KPK juga datang, cukup didampingi penasihat hukum,” kata Hasto. k22
Komentar