Warga Tengkudak Kembangkan Madu Kela-kela
TABANAN, NusaBali - Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Tabanan, mulai mengembangkan budidaya madu kela-kela melalui petani muda I Nyoman Suianta. Dia berencana membuat wisata Amertha Taman Madu Restu Trigona.
Usaha Suianta ini sudah dimulai sejak tahun 2021. Awalnya ilmu penerapan madu kela-keladia dapatkan dari tanah kelahiranya di Sulawesi, kemudian karena kini menetap di Desa Tengkudak dia pun kembangkan di Tabanan. "Ternyata di Bali banyak peminat sehingga desa pun sudah menggandeng kami sebagai produk andalan desa," ujarnya saat mengikuti kegiatan Ngantor di desa, Jumat (7/6).
Disebutkan, lebah yang dikembangkan tersebut jenis Vitama yang didatangkan dari Sumatra. Bahkan dalam panennya dia menerapkan dengan sistem sedot yang notabane tidak merusak rumah.
"Dalam pemeliharaan pun tak sulit, namun kendalanya saat di musin hujan sekarang, sebab lebah mengalami musim paceklik makanan karena tak bisa keluar. Lain lagi pada musim kemarau lebah akan banyak makanan," katanya.
Kini, usaha yang sudah digeluti tahun 2021 ini pun membuahkan hasil. Sebab madu kele buatanya ini sudah terkenal. Bahkan pemasaranya sudah ke seluruh Bali. Bahkan rencananya juga akan membuat wisata taman madu.
"Banyak juga yang sudah mengunjungi, bahkan sudah ada wisatawan asing yang ingin langsung memanen," terang mahasiswa jebolan IHDN Denpasar yang kini menjadi Universitas Ida Bagus Sugriwa tersebut.
Dia mengakui untuk panen madu kele ini dia lakukan antara 4 sampai 6 bulan sekali. Sekali panen dalam satu kotak (sarang) bisa menghasilkan 250 ml bahkan ada pula yang menghasilkan 500 ml tergantung lama pemeliharaan.
"Dari segi harga kami jual bervariasi, untuk yang ukuran 100 ml dijual seharga Rp 100 ribu, 250 ml kami jual Rp 250 ribu dan yang 500 ml kami jual dengan harga Rp 350 ribu," tandas Suianta.7des
Komentar