Harga Tinggi, Bulog Tak Mampu Beli Beras Lokal
Bulog mengaku harus mendatangkan beras dari luar daerah untuk pasokan kebutuhan beras Pulau Dewata.
DENPASAR, NusaBali
Di antaranya beras untuk jatah PNS, TNI/Polri dan beras sejahtera (Rastra) untuk rumah tangga sasaran atau rumah tangga pra sejahtera. Pasokan beras dari luar dilakukan karena Bulog, tak memungkinkan membeli beras produksi lokal, mengingat harga beras lokal di atas ketentuan harga pembelian wajib Bulog, yakni Rp 7.300 per kg. Sedang harga beras produksi di atas Rp 8.000 per kg.
Kabid Pengadaan dan Distribusi Bulog Regional Bali I Made Agustama mengatakan, karena alasan itulah Bulog jelas tidak mungkin menyerap beras produksi petani lokal. “Sesuai Inpres (No 3/2015) harga pembelian tertinggi sudah ditentukan,” ujar Agustama. Karena alasan itulah, mengapa beras luar daerah yang masuk ke Bali. Di antaranya beras dari Sumbawa (NTB) pada Juli- Agustus sebanyak 3.000 ton. Karena memang harga beras di luar daerah lebih rendah dibanding harga pasaran beras produksi petani di Bali. Sementara kebutuhan beras Bulog, rata- rata 2.295 ton per bulan. Atau lebih dari 24.000 ton setiap tahun.
Kadis Pertanian dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnu Ardana, mengiyakan hal tersebut. “Kecuali pada panen raya dan harga beras anjlok, barulah diserap Bulog,” kata IB Wisnu Ardana. Sedang saat ini harga pasaran beras berkisar rata- rata Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kg.
Produksi beras Bali sendiri sekitar 500 ribu ton per tahun. Sedang kebutuhan sekitar 425 ribu ton per tahun. “Masih ada surplus, terutama pada musim panen raya antara Maret – April,” kata IB Wisnu Ardana. *k17
1
Komentar