PDI Perjuangan Bantu Pemulangan Jenazah PMI Meninggal di Ceko
SINGARAJA, NusaBali - PDI Perjuangan Buleleng menyerahkan bantuan biaya pemulangan jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banjar Dinas Kajanan, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng yang meninggal di Ceko. Bantuan sejumlah Rp 100 juta diserahkan langsung kepada keluarga, Senin (10/6) sore kemarin.
Bantuan tersebut digalang PDI Perjuangan dari pengurus partai, anggota fraksi di DPRD Buleleng maupun kader-kader yang duduk di DPRD Provinsi maupun DPR RI. Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng Gede Supriatna ditemui di rumah duka mengatakan, bantuan ini sebagai kepedulian PDI Perjuangan atas peristiwa yang menimpa Nyoman Yudara, 34. Ayah satu anak ini ditemukan meninggal dunia di mes tempatnya bekerja pada Senin (3/6).
Hanya saja hingga kini jenazah Yudara belum bisa dipulangkan, karena keberangkatannya bekerja ke luar negeri tidak melalui agen alias mandiri. Sebelumnya Supriatna pun sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan solusi pemulangan jenazah.
“Kami tahu yang bersangkutan dari keluarga kurang mampu sehingga tidak bisa menyiapkan biaya pemulangan jenazah. Atas arahan Pak Koster kami kader menggalang donasi,” ucap Supriatna yang juga Ketua DPRD Buleleng ini.
Bantuan ini diharapkan PDI Perjuangan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga jenazah Yudara bisa cepat dipulangkan dan diupacarai sebagaimana mestinya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng Made Arya Sukerta yang juga hadir di rumah duka menjelaskan, jenazah Yudara tidak bisa dipulangkan karena berangkat secara mandiri. Disnaker disebut Arya Sukerta sudah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindung Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali dan Badan Pelindung Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Hanya saja hingga kini permohonan pemulangan jenazah agar bisa difasilitasi pemerintah masih menunggu kebijakan pemerintah pusat. Namun semestinya karena sebagai pekerja migran, harus menempuh tahapan pemberangkatan resmi.
“Tidak ada yang keliru berangkat mandiri atau tanpa melalui agen. Kalau berangkat lewat agen tanggung jawab kalau terjadi sesuatu agen yang mengatasi, sedangkan kalau mandiri tanggung jawabnya ada di masing-masing,” jelas mantan Kadis P2KBP3A Buleleng ini.
Sementara itu Ketut Bayu, 23, adik bungsu Yudara mengatakan, kakak ketiganya menelepon terakhir pada tanggal 28 Mei lalu. Saat itu Bayu yang bekerja di Denpasar, mendapat telepon dari Yudara yang mengabarkan dirinya mau pindah kerja. Yudara berangkat ke Ceko sejak 2019 lalu. Setelah 3 tahun yakni pada tahun 2022 lalu sempat pulang untuk menikahi istrinya Luh Budi. Dari pernikahannya Yudara dikaruniai seorang putra yang baru berumur 1 tahun 3 bulan. Sayangnya Yudara belum sempat bertemu dengan anaknya.
Yudara anak ketiga dari empat bersaudara, hanya di rumah selama dua bulan. Setelah itu kembali ke Ceko bersama pamannya. “Pas telepon terakhir itu bilang mau pindah kerja. Sebelumnya kerja di pabrik besi daur ulang, setelah 4 kali pindah-pindah. Kemarin saat meninggalnya itu baru dua hari kerja di tempat baru salah satu restoran,” ucap Bayu
Sejak ditemukan meninggal dunia di mes tempat kerjanya, jenazah Yudara masih dititipkan di rumah sakit Praha di Ceko, sampai menunggu proses pemulangan. “Kami berterima kasih kepada Pak Koster dan juga semua kader PDI Perjuangan yang sudah membantu biaya pemulangan kakak saya,” kata Bayu.@k23
1
Komentar