Cegah Kaum Perempuan dan Anak Terpapar Radikalisme dan Terorisme
FKPT Bali Gelar Kegiatan “SMART Bangsaku, Bersatu Indonesiaku”
MANGUPURA, NusaBali.com - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali Bidang Perempuan dan Anak menggelar kegiatan bertajuk “SMART Bangsaku, Bersatu Indonesiaku” di Aula SMP Negeri 2 Kuta Utara, Kamis (13/6). Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi dan melakukan pencegahan terpaparnya paham terorisme dan radikalisme di kalangan perempuan dan anak-anak.
Ketua FKTP Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Wiryanata mengungkapkan, peserta yang hadir terdiri dari organisasi perempuan lintas agama, organisasi dharma wanita, organisasi pemuda lintas agama, para guru, orangtua siswa, dan siswa. Dalam sambutannya, Wiryanata mengungkapkan bahwa keterlibatan perempuan dan anak dalam jaringan radikalisme dan terorisme di tanah air terus meningkat, tidak hanya dari sisi pelaku tapi dari sisi kualitasnya.
Keterpaparan perempuan dan anak-anak ini juga diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan BNPT tahun 2023, yang kasusnya menunjukkan bahwa indeks potensi radikalisme lebih tinggi pada perempuan, generasi Z dan masyarakat yang aktif di internet. “Ini ada indikasi bahwa ternyata anak-anak dan perempuan menjadi yang rentan terkena dampak daripada tindakan-tindakan radikalisme dan terorisme. Mudah-mudahan dengan acara seperti ini, Astungkara kita semua mendapatkan manfaatnya terkait pencegahan paham radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof Irfan Idris mengatakan, dulunya perempuan sebagai korban, namun sekarang sebagai pelaku. Sebagai contoh, saat Bom Bali terjadi, semua pelakunya laki-laki. Sedangkan Bom di Surabaya melibatkan satu keluarga termasuk perempuan dan anak. “Kelompok teroris menyasar anak-anak dan perempuan. Karena itu anak-anak tidak hanya tanggung jawab guru, tapi juga orangtua, masyarakat, dan kita bersama-sama. Termasuk mencegah terpaparnya kaum perempuan,” jelasnya.
Prof Irfan juga membeberkan bahwa saat ini ada gaya baru yang disebarkan di media sosial yakni bunuh diri. Ini berpotensi membuat anak-anak dan perempuan terpapar. “Kita harus waspada bersama-sama orang tua. kejahatan radikalisme dan terorisme itu menyasar kelompok umur, dan ada di semua agama. FKTP ini juga termasuk menjadi perpanjangan tangan sosialisasi dan pencegahan,” katanya.
Sedangkan Kepala Sekolah SMPN 2 Kuta Utara, Ida Bagus Nyoman Segarayoga berharap para peserta termasuk murid-muridnya yang ikut dalam kegiatan ini bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai pencegahan terpaparnya paham radikalisme dan terorisme. “Radikalisme dan terorisme adalah ancaman yang serius bagi bangsa dan negara karena dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa, mengancam keamanan dan stabilitas negara. Peserta dan jugamurid-murid semoga bisa memahami serta meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme dan radikalisme. Gunakan kesempatan ini untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan baru,” pungkasnya.ind
Komentar