Literasi Digital Penting Jaga Kamtibmas di Pilkada Serentak 2024
DENPASAR, NusaBali - Dalam upaya menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang aman dan kondusif di Pilkada 2024, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Polda Bali dan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali menggelar literasi digital menjaga Kamtibmas, di Denpasar Timur, Kamis (13/6) pagi.
Acara yang dipelopori oleh JMSI Bali ini mengundang awak media untuk ikut serta menjaga kualitas berita dalam kontestasi Pilkada Provinsi Bali. Hadir Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Ketua Pengda JMSI Provinsi Bali, Nyoman Ady Irawan, Kepala Unit Substansi Publikasi Diskominfos Provinsi Bali Made Dwi Prayana, Kanit 3 Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Bali AKP Andi Prasetio dan sejumlah jurnalis.
Kombes Jansen menekankan pentingnya peran media dan media sosial dalam menyebarkan informasi yang benar dan tidak provokatif. Jansen mengingatkan bahwa kualitas berita harus lebih diutamakan daripada kuantitasnya, terutama menjelang Pilkada Serentak 2024. “Media harus berperan dalam memastikan Bali tetap aman dan tertib,” kata Jansen.
Sementara Ketua Pengda JMSI Provinsi Bali, Nyoman Ady Irawan, mengingatkan pentingnya literasi digital yang meliputi literasi informasi dan literasi media. “Kita harus terus memperbarui pengetahuan dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi,” ujar Adi Irawan.
Ia juga menekankan bahwa meskipun konstelasi politik di Bali cenderung stabil, potensi konflik tetap ada jika sentimen negatif dibangun. Ady Irawan juga mengangkat data dari survei tahun 2022 yang menunjukkan tingginya penggunaan media sosial di Bali. “Di Bali, dari 4,32 juta penduduk, 73 persen sudah menggunakan internet, dari data itu generasi Z akan menyumbangkan suara sebanyak 26,1 persen, generasi milenial 23,2 persen dan generasi X 24,5 persen. Meskipun data ini belum rinci, kita bisa melihat bahwa sebagian besar dari mereka terpapar informasi digital, terutama melalui media sosial,” ujar Ady Irawan.
Kepala Unit Substansi Publikasi Diskominfos Provinsi Bali, Made Dwi Prayana menyoroti pentingnya meningkatkan literasi digital di Bali. “Secara nasional indeks literasi digital berada di angka 3,54. Sementara Bali masih lebih rendah di angka 3,45,” tegas Dwi Prayana.
Kata Dwi Prayana, yang diukur dalam indeks literasi digital ini mencakup empat aspek utama, kecakapan digital (digital skills), keamanan digital (digital safety), budaya digital (digital culture) dan etika digital (digital ethics). “Dari empat indikator tersebut, Bali hanya unggul dalam etika digital, menunjukkan bahwa masyarakat Bali memiliki etika digital yang lebih baik dibanding daerah lain, meskipun kecakapan dan keamanan digitalnya masih rendah. Masyarakat Bali cenderung mempertahankan budaya, adat, dan tata krama yang baik, yang tercermin dalam interaksi digital mereka,” ujar Dwi Prayana.
Data dari survei tahun 2022 menunjukkan bahwa kepemilikan media sosial di Bali sangat tinggi, dengan platform yang paling sering digunakan adalah WhatsApp, YouTube, dan Instagram. Penggunaan media sosial ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan portal berita online, yang 48% respondennya mengaku tidak pernah mengakses portal berita. Dwi Prayana juga mengatakan, salah satu ancaman utama dalam konteks literasi digital dan Pilkada adalah penyebaran hoaks dan kampanye hitam.
Dia menegaskan bahwa Pemprov Bali telah membentuk satgas untuk menetralkan ASN dan mengawasi serta mensosialisasikan upaya-upaya netralitas dalam Pilkada dan pemilu. “Satgas ini bertugas untuk memastikan bahwa ASN tidak terlibat dalam kegiatan yang dapat mempengaruhi hasil pemilu secara tidak adil,” tandasnya.cr79
Komentar