Dukung Promosi Pariwisata, Bank Indonesia Sertakan 6 Desa Wisata Binaan Ikut BBTF
Desa Wisata
Bali and Beyond Travel Fair (BBTF)
Bali International Convention Center (BICC)
BBTF
BICC
GA Diah Utari
Bank Indonesia
DENPASAR, NusaBali - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendukung promosi pariwisata Bali, salah satunya dengan memfasilitasi enam desa wisata binaannya ikut dalam bursa fair, pada event Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) ke-10 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Kegiatan BBTF sendiri telah berlangsung sejak Rabu (12/6) hingga Jumat (14/6) kemarin.
Enam desa wisata binaan Bank Indonesia, yaitu Desa Wisata Taro dan Tampaksiring (Gianyar), Desa Wisata Pemuteran dan Desa Sudaji (Buleleng), Desa Wisata Pengelipuran (Bangli), serta Desa Wisata Duda (Karangasem). “Fasilitasi promosi desa wisata ini merupakan salah satu bentuk upaya Bank Indonesia dalam mendukung penerapan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali GA Diah Utari.
Diah Utari mengatakan, sektor terkait pariwisata merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Bali dengan kontribusi mencapai 41,91% lebih tinggi dari nasional yang sebesar 25,12%. Dengan semakin meningkatkan aktivitas pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bali juga masih tercatat tinggi yang mencapai 5,98% (yoy) pada triwulan I 2024. “Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11% (yoy),” ujarnya.
Sementara kalangan pengelola desa wisata menyatakan bersyukur dapat kesempatan berpromosi dalam event BBTF 2024 ini. “Banyak hal yang bisa kita dapatkan dalam ikut dalam BBTF ini, antara lain bisa bertemu dan bernegosiasi langsung dengan buyer, dengan travel agent, hotel dan lainnya,” ujar I Wayan Gede Ardika, Ketua Pengelola Desa Wisata Taro.
Dikatakan, respons pasar juga cukup bagus. Sejumlah buyer di antaranya dari Singapura, Malaysia, Eropa datang menyaksikan keberadaan Wisata Desa Taro dengan sejumlah daya tarik yang mengedepankan konservasi pelestarian lingkungan adat dan budaya. Antara Alas Taro yang menjadi habitat sapi putih, Taman Kunang-Kunang, Taman Semara Ratih, Subak Taro, Air Terjun Yeh Pikat dan lainnya. “Ini angin segar bagi desa wisata agar lebih maju,” kata Ardika.
Ketua DPD ASITA Bali I Putu Winastra, mengatakan BBTF terus mengalami perkembangan positif setiap tahun penyelenggaraanya. Perkembangan itu baik dari sisi skala keikutsertaan pelaku usaha maupun peserta. Dikatakan keindahan alam dan budaya masih menjadi trend pariwisata global. “Oleh karena itu ASITA berkomitmen mempromosikan dan melestarikan destinasi wisata Indonesia, baik pada tingkat nasional maupun kancah internasional,” ucap Winastra sekaligus Ketua Panitia BBTF ke-10 tahun 2024.
Untuk mendukung pariwisata yang inklusif, BBTF ke-10 juga mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan. “Termasuk desa wisata yang merupakan bagian dari community based tourism,” imbuhnya.
Untuk diketahui, BBTF merupakan pameran dan promosi pariwisata terbesar di Indonesia. BBTF diikuti pelaku usaha pariwisata baik maskapai, agen perjalanan, hotel, event organizer, dan ragam usaha yang berfokus pada kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Pelaku usaha yang ikut serta tidak hanya dari Bali, namun juga dari wilayah lain, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, NTT, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Sedangkan dari luar negeri, di antaranya dari Nepal, Timor Leste, China, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan, dan Iran. 7 k17
1
Komentar