Sekaa Cak Puspita Jaya Jaga Kualitas Seni Cak
Cerita Ramayana dihadirkan secara apik oleh Sekaa Cak Puspita Jaya, Banjar Ulapan, Desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung di atas panggung Bali Mandara Mahalango, di Kalangan Madya Mandala Taman Budaya Bali, Senin (7/8) malam.
DENPASAR, NusaBal
Bertajuk ‘Kepandung Sita’, cerita itu dikemas dalam bentuk Tari Cak. Tarian itu memuat cerita tentang pengasingan Sri Rama dari Kerajaan Ayodya bersama adiknya, Laksmana dan istrinya, Dewi Sita ke hutan Dandaka. Namun selama pengasingan tersebut, hadir Rahwana dari Kerajaan Alengka yang ingin merebut Dewi Sita. Rahwana mengirim anak buah berupa kijang emas.
Kijang emas itu lalu berhasil memisahkan Sri Rama dan Dewi Sita. Dewi Sita diculik dan dibawa ke Alengka. Sri Rama dan Laksmana tak tinggal diam. Mereka meminta bantuan tentara kera yang dipimpin oleh Panglima Sugriwa. Pasukan kera ini ternyata berhasil megalahkan bala raksasa yang dipimpin oleh Megananda dan sang Dewi Sita kembali ke pelukan Sri Rama.
Surya Merta Yasa, seorang penonton Tari Cak mengaku terhibur dengan suguhan Sekaa Cak Puspita Jaya. "Caknya bagus, rapi. Hanya saja cerita Ramayananya terasa kurang lengkap,” ujarnya.
Tari Cak itu sendiri nyatanya sering mendapat undangan ke beberapa tempat pariwisata, termasuk pernah dipentaskan empat kali di luar negeri. "Meliputi Hongkong, Singapura, Jepang, dan Jerman,” terang Pembina Sekaa Cak Puspita Jaya, Ida Bagus Nyoman Mas.
Meski begitu dulunya, kata pria yang akrab disapa Gus Mas ini, tarian dari sekaa yang dibinanya ini pernah mengalami masa kesulitan sebelum diketahui dunia internasional. Terlebih ketika tragedi Bom Bali I terjadi. “Waktu Bom Bali I sampai ada turis yang tidak bisa membayar,” kenangnya.
Kini, penari Cak totalnya mencapai 60 orang. Kata Gus Mas, anggotanya menjunjung semangat kebersamaan. "Kami juga merekrut generasi muda supaya tetap mempertahankan seni budaya,” harapnya. *in
Kijang emas itu lalu berhasil memisahkan Sri Rama dan Dewi Sita. Dewi Sita diculik dan dibawa ke Alengka. Sri Rama dan Laksmana tak tinggal diam. Mereka meminta bantuan tentara kera yang dipimpin oleh Panglima Sugriwa. Pasukan kera ini ternyata berhasil megalahkan bala raksasa yang dipimpin oleh Megananda dan sang Dewi Sita kembali ke pelukan Sri Rama.
Surya Merta Yasa, seorang penonton Tari Cak mengaku terhibur dengan suguhan Sekaa Cak Puspita Jaya. "Caknya bagus, rapi. Hanya saja cerita Ramayananya terasa kurang lengkap,” ujarnya.
Tari Cak itu sendiri nyatanya sering mendapat undangan ke beberapa tempat pariwisata, termasuk pernah dipentaskan empat kali di luar negeri. "Meliputi Hongkong, Singapura, Jepang, dan Jerman,” terang Pembina Sekaa Cak Puspita Jaya, Ida Bagus Nyoman Mas.
Meski begitu dulunya, kata pria yang akrab disapa Gus Mas ini, tarian dari sekaa yang dibinanya ini pernah mengalami masa kesulitan sebelum diketahui dunia internasional. Terlebih ketika tragedi Bom Bali I terjadi. “Waktu Bom Bali I sampai ada turis yang tidak bisa membayar,” kenangnya.
Kini, penari Cak totalnya mencapai 60 orang. Kata Gus Mas, anggotanya menjunjung semangat kebersamaan. "Kami juga merekrut generasi muda supaya tetap mempertahankan seni budaya,” harapnya. *in
1
Komentar