Disbud Buleleng Mohonkan Kembali Enam Artefak Bekas Penelitian Balar Bali
Enam Artefak
Disbud Buleleng
Penelitian Balar Bali
BRIN Denpasar
Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Cagar Budaya Disbud Buleleng Nyoman Widarma
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak enam artefak hasil penelitian Balai Arkeologi (Balar) Bali di sejumlah situs wilayah Buleleng dimohon kembali oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng. Permohonan artefak tersebut akan dimanfaatkan untuk menambah koleksi di Museum Buleleng.
Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Cagar Budaya Disbud Buleleng, Nyoman Widarma, Senin (17/6) kemarin mengatakan, permohonan tersebut menyusul dileburnya Balai Arkeologi di Indonesia dan bergabung ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak 2022 lalu. Lembaga yang sudah melebur ini dikhawatirkan akan membawa sejumlah koleksi hasil penelitian ke BRIN Pusat di Jakarta.
Widarma mewakili Dinas Kebudayaan pun langsung menyambangi Kantor Kerja Bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Denpasar, Jumat (14/6) lalu untuk menyampaikan permohonan koleksi tersebut. Keenam koleksi tersebut yakni stupika dan tablet tanah liat dari situs Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng dan situs Umeanyar, Kecamatan Seririt. Kemudian fragmen tembikar dari situs Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt dan di situs Tamblingan, Kecamatan Banjar. Selain itu juga ada sarkofagus kayu dari situs Temukus, Kecamatan Banjar. Serta fragmen individu, fragmen periuk, dan fragmen tembikar dari situs Pacung-Sembiran, Kecamatan Tejakula.
“Artefak-artefak ini hasil penelitian dari Balar di Buleleng beberapa tahun lalu. Kami mohonkan kembali untuk menambah koleksi di Museum Buleleng,” ucap Widarma.
Menurutnya dari komunikasi lisan, Kantor Bersama BRIN Denpasar menyetujui permohonan untuk koleksi museum. Terutama jenis artefak-artefak yang belum ada di museum dan tidak memerlukan treatment khusus dan sulit. Hal ini pun disesuaikan dengan keterbatasan sarpras dan SDM di Museum Buleleng.
Sementara itu permohonan secara resmi akan disampaikan ke BRIN Jakarta. Tim BRIN Pusat pun akan melakukan monitoring kesiapan tempur dan sarpras di Museum Buleleng. Artefak yang dimohonkan baru akan dilepas jika tempat penyimpanan dan sarpras penunjang lainnya dinilai sudah siap dan mendukung.
Widarma menyebut permohonan artefak-artefak dilakukan secepat mungkin, karena saat ini Tim Migrasi Artefak BRIN sedang ada di Bali. Dia berharap, agar artefak-artefak dari Buleleng tidak dikemas dahulu. Dia mengkhawatirkan jika sudah sampai di Jakarta, permohonan akan semakin rumit.7 k23
Komentar