nusabali

Panen Perdana Cabai di Hutan Kota Menggembirakan

Pemprov Tawarkan Pemanfaatan Lahan Kosong Lain

  • www.nusabali.com-panen-perdana-cabai-di-hutan-kota-menggembirakan
  • www.nusabali.com-panen-perdana-cabai-di-hutan-kota-menggembirakan

SINGARAJA, NusaBali - Setelah menunggu 3 bulan akhirnya tanaman cabai dan terong yang ditanam di hutan kota wilayah Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng dipanen perdana, Selasa (18/6) pagi kemarin.

Hasil panen pun cukup menggembirakan menghasilkan 117 kilogram cabai rawit merah dari 4.000 pohon cabai. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali pun menawarkan lahan kosong di wilayah Kelurahan/Kecamatan Sukasada, untuk dimanfaatkan seperti di hutan kota. 

Panen perdana di hutan kota dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana dan sejumlah pejabat pemerintahan lainnya. Pemanfaatan lahan kosong hutan kota, awal tahun lalu disulap menjadi lahan produktif. Pemerintah Buleleng dibantu Kodim 1609/Buleleng menyiapkan lahan dan menanam sejumlah tanaman yang memicu inflasi. Mulai dari cabai, terong, pakcoy, kacang-kacangan termasuk budidaya ikan nila. 

Pj Lihadnyana menyebut setelah ditanam pertama pada Maret lalu, cabai dan terong sudah siap panen. Kedepannya akan dikembangkan ke komoditas lainnya seperti tomat dan sayur mayur. 

“Kita prioritaskan komoditas yang sering memicu inflasi. Selain cabai, tomat juga penyumbang inflasi. Sekarang sedang dikembangkan juga bagaimana hutan kota ini bisa mengedukasi anak-anak SD dan SMP yang bisa berkeliling langsung disini,” terang Lihadnyana. 

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya didampingi Sekda Provinsi Dewa Made Indra mengapresiasi hasil panen hutan kota Buleleng. Pemanfaatan lahan yang dulunya semak belukar menjadi lahan produktif sangat tepat untuk pengendalian inflasi. 

Melihat keberhasilan tersebut Sekda Dewa Indra pun menawarkan pemanfaatan lahan kosong aset Pemprov Bali di wilayah Sukasada.  “Pola pemanfaatannya bagus, ada yang merawat, ini contoh baik. Kami tawarkan lahan kosong dekat sini di daerah Lumbanan naik sedikit. Kalau bibit tidak masalah bisa dibantu BI dan OJK,” ungkap Dewa Indra. 

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Gede Melandrat, menjelaskan sejauh ini hutan kota ini dikelola oleh 20 orang Tenaga Harian Lepas (THL) kebersihan yang membentuk kelompok tani. Mereka akan merawat tanaman di hutan kota sehabis menyapu dan membersihkan sudut kota. Hasil panen di hutan kota pun akan dikelola dan dinikmati oleh kelompok. 

“Tentu mereka yang akan mendapatkan keuntungan dari hasil panen. Sudah kita buatkan Perjanjian Kerjasama (PKS) tapi untuk panen perdana ini hasilnya full untuk mereka. Hasil panen juga sudah dikerjasamakan dengan PD Swatantra,” kata Melandrat. 

Seluruh proses perawatan tanaman mulai dari pupuk dan pembasmi hama seluruhnya menggunakan organik. Karena semangatnya untuk memastikan ketersediaan pangan tetap ada dari 1,9 hektare lahan hutan kota ditanami secara bertahap dengan selang waktu sebulan. Sehingga saat panen pun dipastikan ketersediaan selalu ada. 

“Untuk menjamin keberlanjutan kami juga sudah lakukan pembibitan di smart farming gajah mada, agar upaya ini tidak terputus. Ketersediaan juga harus dijaga, kami pastikan dengan mengatur pola tanam. Yang dipanen hari ini baru 4.000 dari 12.000 pohon cabai,” ungkap mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) ini.7 k23

Komentar