Libur Idul Adha, Penghuni Hotel di Bali Meningkat 80 Persen
JAKARTA, NusaBali - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan perputaran ekonomi menjelang libur Idul Adha di Bali meningkat. Perputaran ekonomi itu semakin membaik ketika makin banyak pengunjung atau wisatawan domestik yang berkunjung.
Pengaruh kunjungan wisatawan ke Bali juga terlihat dari kepadatan penumpang pesawat yang mampir selalu penuh. “Khususnya kedatangan tamu-tamu domestik,” kata Suryawijaya melalui sambungan telepon pada Senin (17/6) seperti dilansir Tempo.
Hotel yang menjadi tempat inap pengunjung pun padat. Dia memperkirakan jumlah hotel yang dipadati para wisatawan dengan tingkat kepadatan di sejumlah hotel mencapai 70 hingga 90 persen.
“Kalau saya rata-ratakan okupansi atau tingkat hunian (hotel) regional di Bali mencapai 80 persen. Itu sangat bagus kondisinya,” tutur dia.
Dengan angka 80 persen tingkat wisatawan mendiami hotel itu memberikan dampak cukup bagus terhadap perekonomian Bali. Perputaran ekonomi yang dilihat dari sektor pengunjung ke hotel bukan hanya karena libur Idul Adha. Namun ini juga ditunjang oleh libur panjang sekolah.
“Karena kita tahu Bali sangat tergantung daripada sektor pariwisata,” tutur Suryawijaya.
Di samping itu, keramaian para pendatang di Bali itu tak lepas dari pagelaran berbagai event Kesenian Bali di kawasan Bajra Sandhi di Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, yang dibuka sejak Sabtu, 15 Juni lalu. Kegiatan kesenian itu ikut pemicu banyaknya wisatawan masuk ke Bali. Kegiatan kesenian itu akan digelar selama satu bulan.
Menurut Suryawijaya, event kesenian itu tak hanya memberikan dampak secara langsung kepada pengusaha hotel. Tapi juga kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kalau kita lihat kuartal I 2024 naik signifikan. Kalau kita lihat Produk Domestik Bruto Bali kuartal I 2024, itu naik mencapai 5,89 persen, hampir 6 persen. Mengalahkan ekonomi nasional yang 5,1 persen,” tutur dia.
Tempat wisata di Kabupaten Badung, seperti Kuta, Canggu, Uluwatu, Seminyak, Legian, Sanur, Gianyar, dan Ubud semakin menggeliat. Dia menyebut perkembangan sektor pariwisata tahun 2024 ini berkembang pesat dari tahun sebelumnya. Di sejumlah tempat itu dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
“Saya sangat optimistis, 2024 ini sangat bagus perkembangannya kalau dibandingkan dengan di 2023,” kata dia.
Suryawijaya menjelaskan, kini Bali mulai sarat dengan pembangunan. Mulai dari pembangunan akomodasi, hotel, apartemen, serta vila mulai menggeliat. Investasi yang masuk ke Bali mulai membaik. Termasuk ada penambahan modal asing (PMA), lokal, dan nasional melalui investasi.
“Beberapa negara mulai melirik Bali menjadi the most favorite tourist investment. Karena Bali dianggap aman, nyaman, dan harga masih terjangkau,” ucap dia. 7
Komentar