Perusahaan Jerman Bantu Bersihkan Bajra Sandhi, Gunakan Teknologi Steam Cleaning
Bajra Sandhi
Karcher
Jerman
Steam Cleaning
Monumen
Cagar Budaya
Arya Sugiartha
Klaus Puhmeyer
Restorasi
DENPASAR, NusaBali.com - Kärcher, perusahaan penyedia teknologi pembersihan terkemuka asal Jerman membantu mengembalikan kecantikan areal Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi melalui International Cultural Sponsorship Programme.
Kata Klaus Puhmeyer, Regional President of Kärcher ASEAN, Korea & Taiwan; Bajra Sandhi adalah cagar budaya ke-192 di dunia yang dipilih Kärcher untuk dibantu proses restorasinya dari sisi kebersihan. Ahli dari Jerman pun didatangkan langsung untuk mengarahkan proses pembersihan ini.
"Monumen ini adalah landmark utama yang menyimbolkan perjuangan kemerdekaan rakyat Bali, bentuknya seperti genta, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Oleh karena itu, kami memilih Bajra Sandhi," ungkap Klaus, Rabu (19/6/2024) di ruang pertemuan Monumen Bajra Sandhi, Niti Mandala, Denpasar.
Di samping karena nilai sejarahnya, Kärcher juga tertantang membersihkan monumen berusia 23 tahun ini lantaran keunikan material arsitekturnya. Bajra Sandhi tersusun dari material batu lava. Karakteristik batu ini adalah berongga dan mudah disusupi material asing.
I Gede Arya Sugiartha, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali menuturkan, sejak pembangunannya selesai 2001 silam dan diresmikan dua tahun kemudian, area luar Bajra Sandi belum pernah dibersihkan secara maksimal. Kärcher kemudian datang menawarkan bantuan.
"Enam bulan lalu, mereka presentasi ke kami. Kami lihat mereka punya ahlinya, punya pengalaman, dan punya alatnya. Mereka sudah mulai bekerja 12 Juni lalu sampai nanti 26 Juni," ujar Arya Sugiartha di kesempatan yang sama.
Kärcher sendiri memiliki 40 tahun pengalaman membersihkan cagar budaya dunia. Melihat Bajra Sandhi dengan material yang unik, mereka berhati-hati. Thorsten Marco Möwes, Kärcher Project Manager Restorative Cleaning Projects Worldwide mempersiapkan perlakuan khusus.
Menurut Thorsten, Bajra Sandhi dengan material berongga ini sangat mudah disusupi debu. Kemudian, ditambah iklim tropis Bali yang memiliki kelembapan dan curah hujan yang tinggi. Ini menjadikan Bajra Sandhi sebagai sarang lumut, alga, jamur, lumut kerak, dan mikroorganisme.
"Berdasarkan pengalaman kami bersama para restorator, ilmuwan, dan konservator dunia; steam cleaning (pembersihan dengan uap panas) adalah metode terbaik untuk mereduksi pertumbuhan biologi," ungkap Thorsten.
Lanjut pria dengan 22 tahun pengalaman di bidang teknologi pembersihan ini, steam cleaning hanya memanfaatkan air didukung mesin Kärcher HDS 13/20-4S Super Class. Mode steam pada mesin ini akan mengubah air menjadi uap panas bersuhu 95 derajat Celsius. Uap panas ini disemprotkan dengan tekanan berkekuatan 0,5-1 bar.
Tekanan di bawah satu bar ini terbilang rendah sehingga metode ini dikategorikan pula sebagai gentle cleaning. Metode ini dipilih untuk menjaga material monumen agar tidak rusak. Dengan tekanan terukur ini, uap panas bisa memasuki rongga batu lava kemudian membersihkan debu sekaligus mematikan organisme di dalamnya.
"Kami tidak memakai campuran bahan kimia apa pun, cairannya air saja. Penggunaan bahan kimia bisa memicu reaksi kimia yang tidak diinginkan dan dapat merusak material monumen, di samping itu tidak ramah lingkungan," imbuh Thorsten.
Perlu dicatat bahwa pembersihan areal Monumen Bajra Sandhi ini tidak dilakukan menyeluruh melainkan hanya tembok dan gapura selatan monumen saja. Sekitar 20 persen dari total area luar. Namun, Kärcher menjanjikan alih ilmu teknis pembersihan monumen dari ahli Jerman ke SDM pengelola Bajra Sandhi.
Sementara itu, dijelaskan Kepala Disbud Bali, Arya Sugiartha, program pembersihan dari Kärcher ini menjadi proses penajajakan awal. Jika hasil evaluasi menilai skema yang ditawarkan Kärcher cocok maka akan diadakan kerja sama lebih lanjut.
"Kami akan berhitung dulu. Apakah bisa nanti kami beli alat saja kemudian tenaganya lokal, rutin pembersihan setiap tahun misalkan. Atau, misalkan lima tahun sekali ada pembersihan, kami datangkan Kärcher. Ini akan dilihat dulu," beber Arya Sugiartha yang juga mantan Rektor ISI Denpasar ini.
Untuk diketahui, Kärcher adalah perusahaan yang didirikan Alfred Kärcher pada 1935 silam. Perusahaan yang berkantor pusat di Winnenden, Jerman ini masuk ke tanah air 2013 silam dan pernah melakukan International Cultural Sponsorship Programme di Monumen Nasional (Monas), Jakarta setahun kemudian. *rat
"Monumen ini adalah landmark utama yang menyimbolkan perjuangan kemerdekaan rakyat Bali, bentuknya seperti genta, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Oleh karena itu, kami memilih Bajra Sandhi," ungkap Klaus, Rabu (19/6/2024) di ruang pertemuan Monumen Bajra Sandhi, Niti Mandala, Denpasar.
Di samping karena nilai sejarahnya, Kärcher juga tertantang membersihkan monumen berusia 23 tahun ini lantaran keunikan material arsitekturnya. Bajra Sandhi tersusun dari material batu lava. Karakteristik batu ini adalah berongga dan mudah disusupi material asing.
I Gede Arya Sugiartha, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali menuturkan, sejak pembangunannya selesai 2001 silam dan diresmikan dua tahun kemudian, area luar Bajra Sandi belum pernah dibersihkan secara maksimal. Kärcher kemudian datang menawarkan bantuan.
"Enam bulan lalu, mereka presentasi ke kami. Kami lihat mereka punya ahlinya, punya pengalaman, dan punya alatnya. Mereka sudah mulai bekerja 12 Juni lalu sampai nanti 26 Juni," ujar Arya Sugiartha di kesempatan yang sama.
Kärcher sendiri memiliki 40 tahun pengalaman membersihkan cagar budaya dunia. Melihat Bajra Sandhi dengan material yang unik, mereka berhati-hati. Thorsten Marco Möwes, Kärcher Project Manager Restorative Cleaning Projects Worldwide mempersiapkan perlakuan khusus.
Menurut Thorsten, Bajra Sandhi dengan material berongga ini sangat mudah disusupi debu. Kemudian, ditambah iklim tropis Bali yang memiliki kelembapan dan curah hujan yang tinggi. Ini menjadikan Bajra Sandhi sebagai sarang lumut, alga, jamur, lumut kerak, dan mikroorganisme.
"Berdasarkan pengalaman kami bersama para restorator, ilmuwan, dan konservator dunia; steam cleaning (pembersihan dengan uap panas) adalah metode terbaik untuk mereduksi pertumbuhan biologi," ungkap Thorsten.
Lanjut pria dengan 22 tahun pengalaman di bidang teknologi pembersihan ini, steam cleaning hanya memanfaatkan air didukung mesin Kärcher HDS 13/20-4S Super Class. Mode steam pada mesin ini akan mengubah air menjadi uap panas bersuhu 95 derajat Celsius. Uap panas ini disemprotkan dengan tekanan berkekuatan 0,5-1 bar.
Tekanan di bawah satu bar ini terbilang rendah sehingga metode ini dikategorikan pula sebagai gentle cleaning. Metode ini dipilih untuk menjaga material monumen agar tidak rusak. Dengan tekanan terukur ini, uap panas bisa memasuki rongga batu lava kemudian membersihkan debu sekaligus mematikan organisme di dalamnya.
"Kami tidak memakai campuran bahan kimia apa pun, cairannya air saja. Penggunaan bahan kimia bisa memicu reaksi kimia yang tidak diinginkan dan dapat merusak material monumen, di samping itu tidak ramah lingkungan," imbuh Thorsten.
Perlu dicatat bahwa pembersihan areal Monumen Bajra Sandhi ini tidak dilakukan menyeluruh melainkan hanya tembok dan gapura selatan monumen saja. Sekitar 20 persen dari total area luar. Namun, Kärcher menjanjikan alih ilmu teknis pembersihan monumen dari ahli Jerman ke SDM pengelola Bajra Sandhi.
Sementara itu, dijelaskan Kepala Disbud Bali, Arya Sugiartha, program pembersihan dari Kärcher ini menjadi proses penajajakan awal. Jika hasil evaluasi menilai skema yang ditawarkan Kärcher cocok maka akan diadakan kerja sama lebih lanjut.
"Kami akan berhitung dulu. Apakah bisa nanti kami beli alat saja kemudian tenaganya lokal, rutin pembersihan setiap tahun misalkan. Atau, misalkan lima tahun sekali ada pembersihan, kami datangkan Kärcher. Ini akan dilihat dulu," beber Arya Sugiartha yang juga mantan Rektor ISI Denpasar ini.
Untuk diketahui, Kärcher adalah perusahaan yang didirikan Alfred Kärcher pada 1935 silam. Perusahaan yang berkantor pusat di Winnenden, Jerman ini masuk ke tanah air 2013 silam dan pernah melakukan International Cultural Sponsorship Programme di Monumen Nasional (Monas), Jakarta setahun kemudian. *rat
1
Komentar