Dibidik Jadi Cawabup Buleleng, Lanang Perbawa Ngaku Tak Kemana-mana
DENPASAR, NusaBali - Dibidik Partai Golkar sebagai kandidat Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng di Pilkada 2024 mendatang, akademisi dan eks Ketua KPU Bali periode 2008-2013, Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa menanggapi dengan nada santai wacana tersebut. Urusan maju Pilkada Buleleng, Lanang Perbawa mengaku tak kemana-mana, namun ada dimana-mana.
Lanang Perbawa tokoh sekaligus akademisi asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng, masuk dalam deretan kandidat yang disurvei Partai Golkar Buleleng. Selain Lanang, ada Gede Suardana, eks Ketua KPU Buleleng periode 2013-2018, Jro Nyoman Ray Yusha yang merupakan politisi senior Gerindra asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan yang merupakan Anggota Fraksi Gerindra DPRD Bali.
Selanjutnya ada tokoh I Made Sundayana dan kader PDIP, Komang Arya Astawa. Survei cawabup oleh Partai Golkar akan dilaksanakan Juli 2024 mendatang. Survei digelar untuk mencari tandem Cabup yang akan diusung Partai Golkar.
Untuk Pilkada Buleleng 2024, partai-partai politik di luar PDI Perjuangan (PDIP) berkoalisi membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk mengusung pasangan calon. KIM Plus ini dimotori Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PSI plus NasDem. Sejumlah kandidat sudah mendaftar di KIM Plus Buleleng.
Termasuk Gede Suardana yang mendaftar sebagai cawabup di DPC Partai Demokrat. Sementara Lanang Perbawa sendiri belum mendaftar. Namun, melihat gerakannya di Buleleng, Lanang Perbawa selama ini kerap juga keliling ke komunitas dan masyarakat, untuk ngayah sebagai pragina (penari,red) topeng.
Lanang Perbawa yang merupakan Dekan Fakultas Hukum Universitas Saraswati Denpasar tidak menanggapi banyak soal namanya masuk survei di Partai Golkar. Dia juga belum mengetahui wacana survei di Golkar. “Kami tidak kemana-mana, tapi kami ada dimana-mana,” ujar Lanang Perbawa diwawancarai, Rabu (19/6) sore.
Apakah ada dihubungi DPD II Golkar untuk survei Cawabup Buleleng? Dia lantas menjawab dengan kata-kata yang harus ‘dikupas’ lagi. “Matahari dan rembulan tidak akan memilih-milih untuk bersinar. Silahkan diartikan sendiri,” tegas mantan birokrat di Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Bali, ini.n nat
Komentar