nusabali

SMAN 2 Amlapura Buat Pasraman Kilat

  • www.nusabali.com-sman-2-amlapura-buat-pasraman-kilat

AMLAPURA, NusaBali - 742 siswa kelas XI dan kelas XII SMAN 2 Amlapura mengikuti kegiatan pasraman kilat di aula sekolah setempat, Jalan Untung Surapati Amlapura, Kamis (20/6).

Siswa belajar membuat upakara persembahan secara Hindu, antara lain menata jajan suci dan ngulat (menganyam) klatkat caru.

Siswa kelas XI sebanyak 372 siswa, dan siswa kelas XII sebanyak 370 siswa, di bawah koordinasi Ketua Panitia I Ketut Artana. Membuat jajan suci menggunakan bahan plastisin atau playdough atau lilin malam yang mudah diolah dan dibentuk menjadi model warna-warni.

Guru pembinanya, Ni Nyoman Widari, Ida Ayu Putu Suriasih, Ni Ketut Sri Mandayani, Putu Sudani dan I Gusti Ayu Mahariani.

Sedangkan pembina ngulat klatkat I Nyoman Agus Sudipta, I Kadek Wira Ladiastra, I Wayan Suarjana, dan Jro Mangku Jingga. Pasraman diselingi kritaloka (workshop), majajahitan, dan dharma gita (nyanyian rohani). 

"Majajahitan itu membuat karawista, nantinya digunakan untuk acara pelantikan tenaga PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Karangasem dilaksanakan di SMAN 2 Amlapura, Jumat (21/6)," jelas I Ketut Artana.

Pasraman kilat, jelasnya, untuk mengisi liburan sekolah, juga berguna untuk memberikan pendidikan karakter untuk siswa, mengetahui tentang norma, etika dan tata cara membuat perlengkapan upakara yang nantinya bermanfaat di lingkungan masyarakat. 


Hal itu sesuai dengan amanat kurikulum merdeka, membentuk IKM P5 (implementasi kurikulum merdeka, proyek penguatan profile pelajar Pancasila), khususnya gaya hidup berkelanjutan.

Guru pembina Ni Nyoman Widari mengatakan materi pasraman kilat itu berupa pelatihan menata jajan suci dan karawista. Setidaknya nanti siswa memiliki keterampilan membuat perlengkapan upakara. 

"Misalnya membuat jajan suci, berbentuk bucu telu, korong-korong, tuding dan lain-lain, nanti di kehidupan masyarakat juga menemukan hal itu," jelasnya.

Jika aktif ikut kegiatan sosial di masyarakat, terutama di setiap jelang ada hajatan, siswa akan lebih mendalam memahami tentang tata cara membuat jajan suci. Termasuk penggunaannya dan juga tata cara matanding banten suci. 

Selama ini, katanya, umat Hindu mengetahui, tentang bebantenan karena belajar di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat. Caranya, belajar dari umat Hindu yang telah berpengalaman.

Siswi kelas XI Ni Ketut Melinda Sartika Putri dan Ida Ayu Candra Wilasita mengaku termotivasi ingin mengetahui tentang jajan suci lebih mendalam. "Setelah mencoba membuat jajan suci, dan tahu caranya, malah mengasikkan," jelas Wilasita.

Katanya kegiatan itu sering ditemui di tengah-tengah kehidupan masyarakat terutama menjelang ada hajatan besar baik upacara Dewa Yadnya, Manusia Yadnya, Rsi Yadnya maupun Bhuta Yadnya. "Praktik langsung, sambil bertanya hal-hal yang belum dimengerti, jadi akan lebih cepat mengerti," tambahnya.7k16

Komentar