nusabali

Duta Gianyar, Batur Mahaswara Tampil 'Menyala'

Parade Gong Kebyar Dewasa Pesta Kesenian Bali ke-46

  • www.nusabali.com-duta-gianyar-batur-mahaswara-tampil-menyala
  • www.nusabali.com-duta-gianyar-batur-mahaswara-tampil-menyala

GIANYAR, NusaBali- Sekaa Gong Kebyar Dewasa Batur Mahaswara Desa Batuan, Kecamatan Sukawati sebagai duta Kabupaten Gianyar tampil menyala dalam Parade Gong Kebyar Dewasa Pesta Kesenian Bali ke 46 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya  Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu (22/6) malam.

Penampilan memukau Sekaa Gong Batur Mahaswara mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat yang menyesaki Pangguny Terbuka Ardha Candra. Turut berbaur dengan para penonton, Pj Bupati Gianyar Dewa Tagel Wirasa didampingi istri dan Sekda Gianyar Dewa Alit Mudiarta beserta jajaran pejabat Pemkab Gianyar. Duta Gianyar menyajikan pertunjukan dengan sentuhan seni khas Desa Batuan. 

Batur Mahaswara menyala mulai dari garapan, penabuh, penari, kostum hingga seluruh pernak-pernik ukiran pendukung properti yang terlibat di dalamnya. Melibatkan seluruh komunitas seni yang tumbuh berkembang ajeg dan lestari di Desa Batuan. Seniman Batuan sejak 1.002 tahun lalu tercatat jelas dalam Prasasti Baturan Kala Içaka 944, Posyamasa, Titi Pratipada Sukla Paksa, Wara Ukir.

Busana sekaa gong bernuansa ungu metalik mendapat sentuhan lukisan gaya Batuan dari Komunitas Seni Lukis Batur Ulangun. Busana penabuh semakin menyala dengan ukiran emas dari Komunitas Citra Kara. Komunitas Wetalika Baturan sebagai penggarap karya dam Komunitas Askara Rupa Baturan yang mengabadikan setiap momen. Dukungan Desa Adat Batuan dengan seperangkat gong kebyar melengkapi kebanggaan atas 100% rasa Batuan.

Sekaa Gong Batur Mahaswara, Duta Kabupaten Gianyar membawakan 3 garapan yaitu Tabuh Pepanggulan ‘Tembang Salukar’, Tari Kekebyaran ‘Demung Amanggung’, dan Fragmentari ‘Baturan Anggugat’. Terbukti, penampilannya mampu memikat hati semua kalangan masyarakat dan memukau ribuan mata penonton yang menyaksikannya.


Penampilan Gong Kebyar Dewasa Batur Mahaswara diawali membawakan garapan Tabuh Pepanggulan Kreasi ‘Tembang Salukar’ yang terinspirasi dari kekayaan musikal Baturan yang diimplementasikan dalam rona entitas gending pegambuhan dan genggong dipadukan dalam rambat modulasi serta pola cecandetan menyatu dalam relung imajiner. Sebuah refleksi senandung estetis pegambuhan dalam romansa pangrumrum Rahadian Panji, Tembang Salukar Madu Kepasiran, Adi Semara dua dimensi selaras menuai Jana Kerthi Samasta karya seniman I Komang Winantara SSn. 

Dilanjutkan dengan Tari Kekebyaran ‘Demung Amanggung’ yang merupakan bentuk garap karya tari kekebyaran yang terinspirasi dari daya estetik gerak-gerak tokoh Demang Tumenggung Pagambuhan Gaya Batuan yang berkarakter tegas, agung berwibawa, dan terkadang lucu. Selaras imajinasi penata, rekacipta karya tari ini berpijak pada pola tari klasik yang menonjolkan karakter keras terpadu harmoni dengan iringannya yang mengangkat kekunoan klasik sehingga diharapkan dapat memancarkan simbolik esensi vibrasi ekspresi sani manunggal ing angga sarira-katon sami mulat yang bermartabat dan unggul karya seniman I Kadek Karyana SE.

Sebagai penampilan penutup, Fragmentari ‘Baturan Angugat’ karya seniman Dr I Wayan Budiarsa SSn MSi yang mengisahkan kehidupan masyarakat Batuan pada jaman Bali Kuno yakni ketika pemerintahan Bali dipimpin oleh Raja Bali ke-10, Sri Aji Marakatta yang tersohor adil bijaksana. Baturan Anggugat adalah kisah perjuangan heroik cerdas dan bermartabat unggul dari sapasuk tani Kraman I Baturan menghadap raja untuk memohon keadilan dan keringanan upeti karena tugas dan tanggung jawab pemeliharaan wilayah pasraman yang luas dan tanggungjawab pelestarian seni, tradisi, dan budaya di tanah Bali. Hasil pesamuan agung tersebut berupa kebijaksanaan raja yang menjadi penanda diterbitkannya Prasasti Baturan. 

Sampai saat ini, Prasasti Baturan sangat disakralkan masyarakat Batuan yang memuat tatanan agama, adat, kehidupan sosial, kehidupan seni pertunjukan ‘manuling’, dan seni rupa ‘Citrakara’. Petikan-petikan yang termuat dalam prasasti tersebut sampai kini masih dapat disaksikan, ajeg, dan lestari mengilhami setiap sendi kehidupan masyarakat Batuan yang terwariskan dari generasi ke generasi. 

Sementara itu, Sekaa Gong Dharma Pradangga, Desa Tukad Mungga, Kecamatan Buleleng sebagai Duta Kabupaten Buleleng tak kalah menyala dengan menampilkan Tabuh Pepanggulan Gagak Gora, Tari Kekebyaran Buleleng, Tari Wiranjaya yang dipungkasi Fragmen Tari Ngeraja Singa. 7 nvi

Komentar