Denpasar Miliki 17 Mesin Hybrid Sampah
Satu mesin hybrid mampu mengolah sampah 10–15 ton per hari. Jika 15 ton per satu mesin hybrid, untuk 17 mesin rata-rata per hari bisa mengolah sampah 225 ton.
DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar kini memiliki sebanyak 17 mesin hybrid untuk pencacah sampah. Mesin yang digunakan untuk mengatasi masalah sampah ini ditempatkan di tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, recycle (TPS3R).
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Senin (24/6), menyatakan dalam upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Denpasar berbagai langkah dilakukan. Salah satunya penerapan mesin hybrid untuk pencacahan sampah. Saat ini, Denpasar telah memiliki sebanyak 17 mesin hybrid.
Penggunaan mesin hybrid ini merupakan hasil berguru dari Kota Banyumas. “Kami memaksimalkan penanganan sampah di Denpasar dengan pengadaan mesin hybrid. Sekarang sudah ada 17 mesin hybrid. Untuk diketahui, mesin hybrid ini juga diterapkan di Kota Banyumas. Sehingga ini kami harapkan bisa mengatasi sampah di Denpasar,” kata Wawali Arya Wibawa.
Kata dia, untuk satu mesin hybrid ini mampu mengolah sampah 10 sampai 15 ton per hari. Berarti, jika 15 ton dalam satu mesin hybrid, untuk 17 mesin hybrid rata-rata per hari bisa mengolah sampah 225 ton. Sehingga, sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) bisa berkurang.
Selain itu, untuk mengatasi permasalahan sampah, Denpasar juga memiliki sebanyak 145 bank sampah yang tersebar di empat kecamatan. Selain mengurangi sampah yang dibuang, bank sampah ini bisa memberikan tambahan income bagi masyarakat. Dari keputusan Pj Gubernur, pengelolaan sampah juga akan menggunakan incinerator.
Saat ini, kata Wawali Arya Wibawa, incinerator merupakan solusi yang bisa digunakan untuk penanganan sampah. Karena jika menggunakan pola rdf (refuse derived fuel atau bahan bakar yang berasal dari sampah, Red), di Bali tak ada offtaker (pembeli rdf, Red). “Apabila dikirim ke Jawa, biaya pengirimannya lebih tinggi dari pengelolaan sampah,” ujar Wawali Arya Wibawa. 7 mis
Komentar