De Gadjah Semarakkan Tradisi Mageret Pandan
AMLAPURA, NusaBali - Ketua DPD Gerindra Bali, Made Muliawan Arya atau akrab disapa De Gadjah, turut memeriahkan tradisi mageret pandan atau perang pandan di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Tabanan, Selasa (25/6).
Kehadiran De Gadjah bukan hanya sebagai tamu atau wisatawan, melainkan juga mendapatkan kesempatan langka untuk ngayah mageret pandan, bertepatan dengan hari otonannya yang jatuh pada Anggara Pon Klawu.
"Ya hari ini otonan juga, momen yang spesial bagi saya. Tadi sebelum berangkat keluarga sangat mendukung agar saya ngayah dulu, setelah itu baru melaksanakan otonan di rumah," ungkap De Gadjah. Ini bukan kali pertama De Gadjah turun ke arena mageret pandan. Pria bertubuh kekar ini sudah tiga kali datang dan ngayah mekered pandan di Desa Adat Tenganan Dauh Tukad. Kecintaannya terhadap tradisi Bali ini berawal dari keinginannya untuk ngayah secara mandiri sekitar tiga tahun lalu.
Setahun setelahnya, dia mendapat undangan istimewa dan tahun ini kembali diundang untuk turut serta dalam tradisi mageret pandan. Lebih dari sekadar tradisi, partisipasi De Gadjah dalam mageret pandan ini disebutnya sejalan dengan instruksi Ketua Umum Gerindra sekaligus Calon Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto untuk menjaga dan melestarikan tradisi adat budaya Bali. "Dengan terlibat langsung dalam tradisi ini, saya merasa memiliki ikatan emosional serta merasakan sensasi yang sangat luar biasa saat mengikuti tradisi yang dimaknai sebagai penghormatan kepada Dewa Indra tersebut," kata pria yang digadang-gadang maju sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali pada Pilgub Bali 2024 mendatang.
Menurut Kelian Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, I Wayan Tisna, tradisi mageret pandan memiliki makna sebagai simbol penghormatan kepada Dewa Indra sebagai Dewa Perang. Ia meyakini para pendahulu di desa tersebut adalah prajurit perang yang tangguh, sehingga tradisi ini menjadi bentuk penghormatan kepada mereka dan Dewa Indra. Tisna pun sangat mengapresiasi kehadiran De Gadjah dan partisipasinya dalam ngayah mageret pandan. Ia berharap keterlibatan De Gadjah dan tokoh lainnya dapat membantu melestarikan tradisi yang ada di Desa Tenganan, desa tua di Karangasem ini.
"Saya sangat mengapresiasi kedatangan tokoh politik dan sosok sosial seperti beliau. Beliau setiap tahun hadir ngayah, tujuannya juga kami sangat apresiasi untuk mendukung dan menjaga tradisi yang ada," kata Tisna. Antusiasme masyarakat terhadap tradisi mageret pandan dan kehadiran De Gadjah terlihat jelas. Banyak warga yang ingin menyapa dan berfoto dengan anggota DPRD Bali terpilih tersebut.
"Mengingat sosok beliau ini merupakan figur yang selalu hadir di masyarakat, dan sehingga warga pun senang beliau hadir, tadi auranya juga luar biasa saya sampai ngeri-ngeri menonton," ungkap Ketua DPC Gerindra Karangasem, I Nyoman Suyasa, yang juga hadir menyaksikan tradisi tersebut. 7 mao
1
Komentar