nusabali

Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Cekuh Tampilkan Tabuh Kreasi Nyalian

  • www.nusabali.com-sekaa-gong-kebyar-anak-anak-cekuh-tampilkan-tabuh-kreasi-nyalian

SEMARAPURA, NusaBali - Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Cerik Klungkung Kauh (Cekuh), Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung tampil memukau dalam parade gong kebyar anak-anak di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46, Panggung Terbuka Arda Candra, Taman Budaya, Denpasar, Senin (24/6) malam.

Penampilan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Cekuh mendapat apresiasi dari Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika, Kadis Kebudayaan Klungkung I Ketut Suadnyana, dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Klungkung.

Tampil bersama Duta Kabupaten Badung, Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Cekuh menyuguhkan tiga penampilan di hadapan ribuan penonton. Mereka mengawali dengan tabuh kreasi Nyalian. ‘Sekadi Sasenggake, Inane Nyalian, Panakne Nyalian’. Be nyalian adalah ikan air tawar yang terkenal pandai berenang, lincah, dan gesit, memiliki tubuh bergaris dan bercahaya. Nyalian juga sebuah desa di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.


Desa Nyalian adalah desa pusat lahirnya kesenian Arja Muani Gede Garong yang diprakarsai Ida Tjokorda Gede Putra beserta kawan-kawan dengan salah satu pemeran Limbur sangat terkenal adalah Jro Ni Wayan Tagel. Nyalian sebagai konsep dalam sebuah garapan tabuh kreasi ini merupakan gambaran bagaimana kelincahan ikan nyalian yang dianalogikan seperti anak kecil yang terkadang tidak bisa diam, nakal, dan gesit bermain.

Penampiln kedua yakni Tari Belibis. Tarian ini menggambarkan kecantikan dan keindahan burung belibis yang dengan riangnya menikmati keindahan alam sekitar. Mereka tiba-tiba dikejutkan oleh munculnya seekor burung belibis jadi-jadian yang merupakan penjelmaan dari Prabu Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti. Tari Belibis diciptakan pada tahun 1984 oleh NLN Swasthi Wijaya Bandem.

Penampilan pamungkas yakni Dolan Patung Tak Untung. Seiring berkembangnya zaman, hal-hal yang berbau tradisional kini semakin terkikis oleh canggihnya teknologi yang mampu mengakses segala hal dari satu tempat. Salah satu contohnya permainan ‘Mapatung patungan’ yang dulu sangat digemari anak anak di Desa Nyalian. Kini perlahan hampir punah dikalahkan canggihnya handphone dan game online yang mampu membius anak-anak. Sehingga menjadi lupa waktu dan kewajiban. Tanpa disadari, ketika tidak bisa memanfatkan teknologi dengan baik justru akan merusak mental anak itu sendiri.

Jendrika memberikan apresiasi terhadap penampilan duta Kabupaten Klungkung. “Luar biasa, sudah tampil maksimal dan memukau penonton. Tabuh, tarian, kostum sangat baik, membawakan karakter anak-anak yang lincah sesuai dengan tema yang diangkat. Terima kasih anak-anak yang sudah tampil maksimal,” ujar Jendrika. 7 wan

Komentar