Jenguk Bayi yang Terbuang di Dangin Carik
Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya besuk bayi berjenis kelami laki-laki yang dibuang di Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan ke BRSUD Tabanan, Selasa (8/8).
Wabup Sanjaya Beri Nama Putu Putra Dananjaya
TABANAN, NusaBali
Di ruangan Bakung, tempat bayi itu dirawat, Wabup Sanjaya menyempatkan menimang rare itu. Wabup Sanjaya menamakan bayi itu Putu Putra Dananjaya.
Dalam kunjungannya ke BRSUD Tabanan, Wabup Sanjaya didampingi Direktur BRSUD Tabanan dr I Nyoman Susila dan Camat Tabanan Putu Arya Suta. Wabup Sanjaya menduga orangtua bayi itu punya persoalan yang besar, sehingga bayinya ditinggalkan begitu saja “Kami di Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan merasa prihatin dan berusaha bersama menjaga dan merawat bayi ini. Siapa pun orangtuanya mudah-mudahan menyadari kekeliruannya,” harap Wabup Sanjaya.
Wabup Sanjaya juga mengaku tertarik mengadopsi bayi tersebut. Dia berkeyakinan alam sudah mengatur siapa yang nanti berjodoh. “Katanya banyak yang berminat mengadopsi bayi ini. Jujur, saya juga berminat, mudah-mudahan, astungkara berjodoh,” harap Ketua DPC PDIP Tabanan ini. Ditegaskan, kepolisian diserahkan mengusut tuntas pelaku pembuang bayi ini. Sementara BRSUD Tabanan diserahkan tugas merawat bayi laki-laki itu.
Sebelumnya, warga Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan digemparkan dengan temuan bayi laki-laki yang digeletakkan di depan rumah salah satu warga setempat, Minggu (6/8) siang. Bayi laki-laki yang masih lengkap dengan ari-ari, tali pusar terputus dan ada bekas darah itu dibungkus dengan tas warna biru identik TNI AD. Pelaku pembuang bayi masih penyelidikan kepolisian.
Informasi di lapangan, bayi laki-laki itu ditemukan di depan rumah milik I Gede Yadnya Sugiarta, 38, warga Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Tabanan sekitar pukul 11.50 Wita. Di dalam tas pembungkus bayi itu berisi surat bertuliskan ‘Tolong jaga anak saya. Saya mohon’. Selanjutnya, bayi malang itu dibawa berobat ke BRSUD Tabanan. Gede Yadnya Sugiarta menceritakan, siang itu ada warga yang memanggil-manggil nama istrinya, Ni Nengah Armiti, 36. Warga itu mengatakan ada bayi di depan rumah mereka.
Berita itu membuat pasangan suami istri (pasutri) Gede Yadnya Sugiarta dan Armiti bergegas ke luar rumah. Benar saja, di depan rumah, mereka melihat bayi dalam tas yang terbuka. Bayi itu beralaskan kain putih tanpa baju, hanya ditutupi kain putih setengah badan. Tak berselang lama, tetangga dan warga lainnya berdatangan ke lokasi penemuan bayi laki-laki itu. “Saya dari tadi ada di belakang pintu, tidak mendengar atau melihat orang menaruh bayi,” ungkap Gede Yadnya.
Bayi malang itu dibawa berobat ke BRSUD Tabanan sekitar pukul 12.30 Wita. Menurut dr Dendra, berat bayi itu 2.500 gram dalam kondisi normal. “Detak jantung, kulit, mata, napas, dan organ genital masih bagus,” jelas dr Dendra. Diperkirakan bayi itu lahir antara 2-3 hari lalu. Indikasinya ada bekas darah yang mengering. Sedangkan tali pusar belum lepas tapi sudah diputus. “Dugaan kami sudah sempat diberi susu atau air,” bebernya.
Dr Dendra menduga bayi itu lahir tanpa dibantu petugas medis. Itu terlihat dari putusnya tali pusar bukan dari potongan petugas medis. Setiba di rumah sakit, bayi tidak menangis. Setelah diberikan rangsangan, bayi itu akhirnya menangis. “Bayi ada di ruangan incubator. Sudah mau menangis dan kakinya aktif bergerak,” tambahnya. *k21
Komentar