Produksi Kopi Kintamani Perlu Ditingkatkan, Pemerintah Diminta Dukung Petani
Perlu adanya keberpihakan pemerintah pada para petani kopi di Kintamani. Keberpihakan itu akan membuat para petani lebih tertarik menanam kopi.
BANGLI, NusaBali
Produksi Kopi Arabika Kintamani, Bangli, perlu digenjot. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat mendukung para petani agar lebih banyak menanam kopi.
Sebagaimana diketahui, kopi Kintamani dikenal oleh masyarakat karena kualitas dan rasanya. Namun produksi kopi ini belum mampu memenuhi permintaan pasar. Hal tersebut diungkapkan salah satu pelaku usaha pengolahan kopi di Bangli Ida Bagus Santosa, Kamis (27/6).
Menurut IB Santosa, kopi arabika merupakan salah satu komoditas ekspor dunia. Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang kopi terbesar dengan produksi kopi Arabika mencapai 500.000 ton per tahun.
"Indonesia memiliki tujuh jenis kopi Arabika, dan Kopi Arabika Kntamani merupakan salah satunya. Hanya saja dari sisi kapasitas, Kopi Kintamani ini tidak masuk karena jumlah produksi per tahunnya kurang lebih hanya 5.000 sampai 10.000 ton. Sehingga jarang yang berani membuat kontrak penjualan kopi Kintamani karena kapasitas produksinya masih kecil," jelasnya.
Pebisnis asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli menambahkan perlu adanya keberpihakan pemerintah pada para petani kopi di Kintamani. Keberpihakan itu akan membuat para petani lebih tertarik menanam kopi. Sebab komoditas kopi ini menguntungkan dari pada komoditas lainnya.
Lanjutnya, untuk mendapat keuntungan yang lebih besar di petani, maka proses pengolahannya harus secara premium. "Disinilah pemerintah bisa masuk untuk ikut mencari solusi masalahnya. Baik itu dalam bentuk subsidi, pendampingan, ataupun bantuan," ucapnya.
Subsidi dari proses produksi salah satunya bisa dilakukan dengan memberikan bibit dan pupuk gratis kepada para petani. Cara ini dinilai mampu memotong biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani. Dengan adanya subsidi, tentu biaya produksi bisa menurun. Dengan demikian kuntungan yang didapatkan oleh petani mengalami peningkatan.
Kata IB Santosa hal ini yang akan mampu merangsang minat petani untuk menanam kopi dari pada komoditas lain. Selain itu, perlu pendampingan saat panen, agar kualitas kopi yang dipanen benar-benar terjaga.
"Meningkatnya tren pariwisata Kintamani serta menjamurnya coffee shop saat ini, menjadi peluang besar untuk lebih mengenalkan kopi Kintamani. Sehingga kopi Arabika Kintamani menjadi tuan rumah di daerah sendiri," tegasnya.
Dia juga berharap kintamani ini menjadi etalasenya kopi Arabika Kintamani. Sehingga orang datang ke Kintamani benar-benar bisa menikmati kopi asli yang hanya tumbuh di Kintamani. Termasuk juga membawa oleh-oleh kopi asli Kintamani ke luar.7esa
Komentar