nusabali

Pj Bupati Sebut Ada Gap Informasi yang Sebabkan Pengangguran

  • www.nusabali.com-pj-bupati-sebut-ada-gap-informasi-yang-sebabkan-pengangguran

SINGARAJA, NusaBali - Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana angkat bicara soal tingginya angka pengangguran di Kabupaten Buleleng.

Menurutnya, Pemerintah Daerah tengah berupaya untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja guna mengurangi angka pengangguran.

Lihadnyana menyebutkan, salah satu penyebab pengangguran terjadi karena informasi lowongan pekerjaan yang tidak sampai pada pencari kerja. “Ternyata di perusahaan itu banyak membuka lowongan pekerjaan. Tapi terkadang di satu sisi masyarakat tidak mengetahui ada lowongan pekerjaan. Ada gap informasi, kami harus akui ini,” kata dia, Jumat (28/6) di Buleleng.

Lihadnyana mengatakan, job fair yang digelar baru-baru ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran di Buleleng. Dalam job fair ini, dibuka sebanyak 1.914 lowongan pekerjaan dari berbagai perusahaan. “Nanti kami evaluasi dari sekian itu berapa yang terserap. Paling tidak itu memberikan kontribusi juga untuk menurunkan beban pada pengurangan pengangguran,” tambah dia.

Pemerintah, sebut Lihadnyana, akan terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Buleleng. Salah satunya melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).

Menurut dia, faktor penyebab pengangguran mesti dirumuskan secara komprehensif. Ini menjadi dasar pemerintah dalam mengambil kebijakan mengurangi angka pengangguran. “Tidak serta merta dari aspek teknis semata. Mungkin kita lihat juga aspek sosial budaya. Seperti sekarang ini tenaga kerja informal, mencari tenaga petik cengkih susah. Di sisi lain kita memiliki kondisi pengangguran. Maka ini harus diidentifikasi,” jelasnya.

Sebelumnya, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Buleleng menyebutkan ada sebanyak 17.051 warga yang menganggur. Dari belasan ribu warga Buleleng yang menganggur itu, mayoritas didominasi oleh lulusan SD dengan jumlah 6.333. Angka ini lebih tinggi dibanding pengangguran yang merupakan lulusan SMA (5.130), SMK (3.692), dan SMP (1.052).

Plt Kepala Dinas Ketenagakerjaan Buleleng, Made Arya Sukerta mengungkapkan, masih banyaknya pengangguran di Buleleng disebabkan oleh adanya ketimpangan antara kebutuhan pasar kerja dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh sebagian besar pencari kerja di Buleleng. “Ada gap kompetensi dengan kualifikasi. Kompetensi dengan kualifikasi yang dibutuhkan berbeda,” ucap dia.

Sukerta juga menyoroti adanya 844 pengangguran lulusan perguruan tinggi di Buleleng. Ia menjelaskan sebagian dari pengangguran itu bisa disebabkan oleh pengangguran friksional, di mana kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi tertentu tiba-tiba dinaikkan, sehingga pelamar yang sebelumnya memenuhi syarat menjadi tidak qualified.

“Di Buleleng ada kasusnya (pengangguran friksional) tapi tidak banyak. Tidak sampai puluhan. Sementara SMK, yang datang dari sekolah vokasi jumlahnya mencapai 3.692. Artinya, walaupun berangkat sekolah vokasi belum tentu terserap,” ucap dia. 7 mzk

Komentar