Penggali Sumur di Manggis, Karangasem Tertimbun Sedalam 3,5 Meter
Hanya Luka Lecet, Nyawanya Diselamatkan Buruh Bangunan
Selama sekitar 1 jam, I Wayan Martawa tertimbun di sumur dalam posisi jongkok. Dia diselamatkan pekerja bangunan dengan cara menarik kepalanya.
AMLAPURA, NusaBali
Penggali sumur, I Wayan Martawa, 51, dari Banjar Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem mengalami peristiwa naas saat melakukan pekerjaannya di proyek pembangunan vila di Banjar Mimba, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Sabtu (29/6) sekitar pukul 14.30 Wita. Dia tertimbun material galian sumur di kedalaman 3,5 meter, dan berhasil selamat dari maut lantaran ditolong oleh sesama pekerja proyek vila tersebut. Sekitar 1 jam Martawa berusaha bertahan saat tubuhnya tertimbun material galian sumur.
Mulanya Martawa bersama kerabatnya I Wayan Gelis, 44, dari Banjar Bengkel, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, menggali sumur di lokasi proyek vila sejak sekitar pukul 08.00 Wita. Setelah menggali sedalam 3,5 meter dengan struktur tanah berpasir, terjadi masalah.
Menurut keterangan saksi-saksi terutama buruh bangunan yang bekerja di lokasi yang sama, Masyudi, F Muhdor, dan Vio semuanya dari Jember, Jawa Timur, dua orang penggali sumur bekerja di sudut bangunan. Sementara di sisi lain, buruh bangunan bekerja membongkar bangunan pribadi untuk dijadikan vila.
Saksi Vio menuturkan, sekitar pukul 14.30 Wita dia mendengar suara minta tolong. Mendengar teriakan tersebut, dirinya bersama rekan-rekannya bergegas mendekati sumber suara, dan menyaksikan salah seorang penggali sumur telah tertimbun pasir.
Vio mengaku langsung nyemplung ke sumur, menggali secara manual dan berupaya meraih kepala korban Martawa. Martawa yang saat bekerja memakai helm, kepalanya berhasil diraih oleh Vio, kemudian kepalanya diangkat. Selanjutnya pekerja bangunan lainnya membantu mengevakuasi Martawa. Korban Martawa berhasil selamat hanya menderita luka lecet di betis kanan, karena bergesekan dengan tali dan cangkul. Kemudian dia diantar ke rumahnya di Banjar Pengalon.
“Saya berupaya menyelamatkan dengan meraih kepalanya, agar kepalanya bisa terangkat, tujuannya supaya dia bisa bernapas,” kata Vio.
Penyebab tertimbunnya Martawa karena struktur tanah yang digali sedalam 3,5 meter sepenuhnya pasir. Saat menggali di kedalaman 3,5 meter, pasir dari sekeliling sumur roboh menimbun Marwata. Pemicu pasir di sumur itu longsor lantaran ada getaran, karena di lokasi tersebut sedang ada pembongkaran bangunan.
Secara terpisah korban Martawa dihubungi di kediamannya Banjar Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis menuturkan, saat dirinya tertimbun pasir dia susah bernapas, karena dia dalam posisi jongkok.
“Selama satu jam saya tertimbun. Selama itu saya terus berdoa. Sebab, kebiasaan saya sebelum berangkat bekerja selalu berdoa, makanya saya merasa dapat kekuatan,” ucap Martawa.
“Pasir di dinding sumur itu longsor akibat getaran karena ada pekerja sedang membongkar bangunan,” imbuh bapak tiga anak itu.
Martawa memaparkan, sebenarnya menggali sumur targetnya sedalam 9,5 meter, dengan upah Rp 7,5 juta. Saat kejadian baru memulai kerja, berhasil menggali dengan kedalaman 3,5 meter. Rencananya setelah sumur tersebut keluar air, kemudian pasang 19 buis beton.
Upacara ngulapin di atas sumur di lokasi kejadian di Banjar Mimba, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Sabtu (29/6). -NANTRA
Sebenarnya, setelah menggali dengan kedalaman 3,5 meter, mestinya mulai pasang buis, untuk memudahkan menggali lebih dalam. Namun belum sempat memasang buis, sudah terjadi peristiwa naas tersebut.
Martawa yang mengaku sebagai buruh gali sumur sejak tahun 2004, sebenarnya telah berpengalaman menggali sumur dengan struktur tanah berpasir. “Kemarin saya sudah waswas, khawatir pasir akan jebol, apalagi di lokasi ada proyek bongkar bangunan, pasti ada getaran,” katanya.
Martawa mengaku tidak trauma atas kejadian itu, namun dirinya masih pikir-pikir untuk melanjutkan proyek menggali sumur tersebut. Selama jadi buruh gali sumur, tidak pernah ada masalah. Namun saat menjadi buruh bangunan tahun 2009, sempat jatuh dari anak tangga dan dia nyemplung ke septic tank.
Kemarin, adik kandung I Wayan Martawa, I Komang Arnawa menggelar upacara ngulapin di lokasi kejadian, di Banjar Mimba, tujuannya agar sang kakak tidak trauma. 7 k16
1
Komentar