nusabali

Tanpa Ekshibisi, Peserta Jantra Tradisi Bali Makin Meningkat

  • www.nusabali.com-tanpa-ekshibisi-peserta-jantra-tradisi-bali-makin-meningkat

DENPASAR, NusaBali - Jantra Tradisi Bali digelar bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali (PKB) menjadi ruang bagi para remaja yang menekuni olahraga tradisional untuk menampilkan kepiawaiannya.

Dari tahun ke tahun peserta Jantra Tradisi Bali terus mengalami peningkatan jumlah peserta. 

Pada Sabtu (29/6) pagi, anak-anak setingkat SMP telah siap-siap mengikuti lomba. Walau ini merupakan kegiatan olahraga, tetapi para peserta mengenakan kain untuk mempercantik penampilan. Bahkan, ada beberapa peserta yang mengenakan udeng untuk hiasan kepala.  Tahun 2024 ini, Jantra Tradisi Bali dipusatkan di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung atau Lapangan Puputan Badung. Sebelumnya, kegiatan digelar di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar. Permainan yang dilombakan yakni Megala-gala (putra-putri), Terompah (putra-putri) dan Deduplak khusus untuk peserta putra. 

“Sekarang ini lomba megala-gala dan deduplak. Sementara terompah dilombakan kemarin,” kata Kepala Bidang Tradisi dan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali, Ida Bagus Alit Suriana di sela-sela kegiatan Jantra Tradisi Bali, Sabtu.

Jantra Tradisi Bali yang digelar bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali (PKB), tak hanya menjadi ajang prestasi, tetapi juga sebagai media untuk bisa tampil. Sayang, ada yang kurang dari jantra tahun 2024 ini. Jika pada tahun 2023 lalu ada permainan yang dipertunjukkan khusus ekshibisi (bukan dilombakan). Seperti magoak-goakan dan pencak silat. Namun, tahun ini ekshibisi tidak ada.

Menurut Suriana, permainan tradisional Bali terus berkembang. Hal itu dapat dilihat dari peserta yang diikuti oleh semua kabupaten dan kota di Bali. “Itu artinya pembinaan yang dilakukan di kabupaten dan kota semakin meningkat. Ketika membutuhkan atlet, kabupaten dan kota mengirimkan atletnya,” imbuh Suriana.

Suriana menjelaskan, Jantra Tradisi Bali memberikan pemahaman kepada anak-anak dan remaja bagaimana filosofi permainan tradisional Bali. Melalui gerak permainan tradisional anak-anak dan remaja dapat menjaga kesehatan, persatuan, penyamabrayaan. 

“Ini terkait dengan budaya, sehingga kita ingin menanamkan melalui olahraga. Piala itu bonus, kalau menang. Intinya, ajang ini untuk menjaga persaudaraan. Atlet yang dari Denpasar akan kenal dengan saudaranya yang dari Jembrana, Buleleng dan daerah kabupaten lain,” ungkap Suriana. a 

Komentar