STAHN Mpu Kuturan Buka Pemanfaatan Open Stage untuk Masyarakat
Dirancang Jadi Pusat Kajian Pendidikan dan Kebudayaan Lokal
SINGARAJA, NusaBali - Panggung terbuka (open stage) STAHN Mpu Kuturan Singaraja untuk pertama kalinya dipakai setelah tuntas dibangun tahun ini.
Sejumlah kesenian ditampilkan di atas panggung, Minggu (30/6) malam. Selain untuk menunjang proses perkuliahan Prodi Pendidikan Seni, penyediaan panggung terbuka ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof Dr I Gede Suwindia, saat peresmian panggung terbuka. Penyiapan sarana penunjang pendidikan di prodi sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Setiap prodi yang dibuka harus dilengkapi dengan laboratorium praktik. Termasuk prodi pendidikan seni yang harus memiliki panggung terbuka.
“Sumber anggaran seluruhnya dari Dipa Kementerian Agama. Selain dimanfaatkan oleh mahasiswa kami untuk praktek, kami akan dedikasikan untuk masyarakat juga dalam pemanfaatannya. Khususnya masyarakat Banyuning dan Buleleng pada umumnya,” terang Suwindia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Prof Dr Drs I nengah Duija, MSi, mengatakan, STAHN Mpu Kuturan dirancang bisa menjadi Pusat Kajian Pendidikan dan Kebudayaan Lokal. Sehingga seluruh prodi yang dibuka harus memiliki sarana pendukung yang memadai. Mulai dari perpustakaan lontar, panggung terbuka, smart classroom hingga laboratorium PAUD.
Menurutnya, pembangunan sejumlah laboratorium di STAHN Mpu Kuturan menjadi sebuah kebutuhan. Seperti perpustakaan lontar, menjadi satu ikon perguruan tinggi agama negeri di Buleleng. Lalu sebagai perguruan tinggi yang ada di wilayah Buleleng, tentu akan bervibrasi semangat berkesenian masyarakat Buleleng yang sudah melegenda.
“Buleleng punya potensi seni luar biasa. Istilah mebarung dauh enjung dengan dangin enjung (kesenian gong kebyar) lahir di Buleleng. Artinya semangat berkompetisi dalam seni luar biasa,” imbuh dia.
Ketersediaan laboratorium penunjang perkuliahan diharapkan dapat mencetak mahasiswa yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang siap bersaing di dunia global. Seluruh kegiatan yang diselenggarakan harus dapat membuat branding sebagai perguruan tinggi Agama Hindu tidak hanya di Bali, tapi di nasional dan internasional.7 k23
Komentar