Pemkot Kaji Efek dan Sasaran Vaksin DB
DENPASAR, NusaBali - Pemkot Denpasar bakal mengkaji efek dan sasaran vaksin demam berdarah (DB). Kajian dilakukan menyimak kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar yang kini sudah menyentuh angka seribu lebih.
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, menyebut kasus DBD menurun ketimbang tahun 2023 lalu. Melihat kasus yang masih tinggi, untuk penerapan vaksin DB saat ini masih berhitung tentang efek dan sasaran vaksinasi.
Wawali Arya Wibawa menyatakan akan menghitung sasaran pertama yang akan diberikan vaksin DB ini.
“Kalau dilihat dari angka memang mencapai seribu, namun perbandingan dengan tahun sebelumnya, ada penurunan. Tetapi untuk vaksin DB kami masih memikirkan juga siapa yang disasar pemberian vaksin ini terlebih dahulu, anak-anak sekolah atau orang tua, karena semua bisa kena DBD,” kata Wawali Arya Wibawa, Senin (1/7).
Wawali Arya Wibawa mengatakan jika diwajibkan semua, maka APBD akan kewalahan. Selain itu, dia menyatakan belum menargetkan kapan vaksinasi ini dimulai di Denpasar. “Kalau kami wajibkan, pasti jebol APBD untuk biaya vaksinasi, sehingga masih dihitung oleh Dinas Kesehatan,” imbuhnya.
Sementara itu, kasus DBD di Kota Denpasar hingga 26 Juni 2024 ada sebanyak 1.023 kasus. Rinciannya, pada Januari sebanyak 34 kasus, Februari sebanyak 42 kasus.
Selanjutnya pada Maret tercatat sebanyak 122 kasus, April sebanyak 288 kasus, Mei sebanyak 363 kasus. Sementara hingga 26 Juni 2024 tercatat ada 174 kasus.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati, jumlah kematian akibat DBD sebanyak 7 kasus. Dia mengatakan kasus DBD di Denpasar masih fluktuatif, meskipun cenderung mengalami penurunan.
“Kasus DBD masih berfluktuatif tapi cenderung mengalami penurunan. Jumlah kasus dari Januari sampai 26 Juni 2024 sebanyak 1.023 kasus, sementara untuk jumlah kematian ada 7 kasus,” kata Candrawati.
Kondisi kasus DBD tahun ini hampir menyamai kasus DBD untuk periode yang sama di tahun 2023. Adapun periode yang sama tahun 2023, jumlah kasus sebanyak 1.206 dengan rincian, Januari sebanyak 296, Februari sebanyak 255, Maret sebanyak 230 kasus, April sebanyak 186 kasus, dan Mei sebanyak 158 kasus, dan Juni sebanyak 81 kasus.
Dia mengatakan, peningkatan kasus DBD di Denpasar tidak terlepas dari siklus musim hujan yang berubah akhir-akhir ini.
Sehingga langkah antisipasi dengan pelaksanaan fogging massal yang mungkin akan sedikit lebih berisiko. Hal ini berkaitan dengan asap fogging yang dapat mengganggu pernapasan dibandingkan dengan fogging menggunakan mesin ULV.
"Akhir-akhir ini dengan siklus musim hujan yang berubah, sehingga langkah antisipasi dengan fogging massal sedikit lebih berisiko dibandingkan dengan fogging menggunakan mesin ULV. Namun karena kasus yang semakin meningkat diharapkan bisa dilakukan fogging serentak di wilayah Kota Denpasar," ucap Candrawati.
Selain itu, dia juga berharap peran serta masyarakat melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) seminggu sekali. Apalagi menurutnya, telur nyamuk bisa bertahan hingga 6 bulan, sehingga PSN ini sangat penting dilakukan. 7 mis
1
Komentar