nusabali

Angka Kelahiran Total di Buleleng 2,24

  • www.nusabali.com-angka-kelahiran-total-di-buleleng-224

SINGARAJA, NusaBali - Angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) secara nasional terus menurun dalam satu dekade terakhir dan menjadi perhatian pemerintah. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menyebut penurunan tersebut terjadi cukup progresif dan mencapai angka ideal 2,18 pada sepuluh tahun terakhir.

Lalu bagaimana kondisinya di Kabupaten Buleleng? Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng, I Nyoman Riang Pustaka menyebut, angka kelahiran total/FTR di Buleleng ada pada 2,24. Angka tersebut disebut cukup stabil setidaknya dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Untuk diketahui angka kelahiran total atau FTR adalah banyaknya anak yang diperkirakan dilahirkan oleh satu orang perempuan di suatu wilayah. Berdasarkan data Long Form Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Buleleng memiliki angka kelahiran total/TFR sebesar 2,24 pada tahun 2024.

Artinya, rata-rata perempuan di Kabupaten Buleleng saat ini diperkirakan melahirkan paling sedikit 2 orang anak selama masa aktif reproduksinya. Angka tersebut rupanya menurun cukup signifikan dibanding jauh sebelumnya. Tercatat tingkat kelahiran/FTR di Bali terus menurun dari pertama kali dihitung kondisi 1971 sebesar 5,96.

Riang Pustaka menjelaskan, ada perbedaan dalam pola keluarga saat ini dibandingkan dulu. Ia mencontohkan bahwa pergeseran struktur sosial masyarakat dari sektor agraria ke sektor jasa, membuat pola pengasuhan anak berubah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi angka kelahiran yang menurun.

“Kalau dulu barangkali memiliki anak 4 atau lebih masih memungkinkan waktu untuk mengasuh anak lebih banyak dan bekerja. Dulu di sektor agraria ini tidak masalah, ibu masih bisa mengasuh anak di rumah dan ayahnya bekerja di ladang,” jelasnya, Selasa (2/7) di Buleleng.

“Sekarang rata-rata struktur masyarakat sudah bergeser. Baik suami dan istri kebanyakan bekerja mencari nafkah keluar rumah. Sehingga kebutuhan anak ini, walaupun misalnya ada kebijakan daerah mendorong agar sampai 4 anak, membutuhkan penyesuaian lagi,” lanjut dia.

Kebijakan yang ia maksud yakni satu keluarga 4 anak seperti menjadi arahan mantan Gubernur Bali sewaktu masih menjabat. “Kalau di Bali, angka kelahirannyanya masih di 2. Jadi belum bisa sampai 4. Karena tentu kebijakan baru di daerah yang membutuhkan juga perangkat pendukungnya. Serta melihat kondisi masyarakat yang bergeser,” terang dia.

Lebih lanjut, Riang Pustaka menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk mencapai target ideal angka kelahiran di Buleleng, sesuai dengan arahan nasional. Namun, ia juga menekankan bahwa fokus utama bukan pada jumlah anak, melainkan pada kualitas keluarga.

“Walaupun pada program Bangga Kencana dari BKKBN tidak membatasi jumlah anak menjadi 2. Sementara dulu, program Keluarga Berencana (KB) menbatasi 2 anak cukup. Sekarang lebih ditekankan keluarga berkualitas. Sepanjang bisa memenuhi standar kekeluarga berkualitas, jumlah anak tidak menjadi persoalan,” tandasnya.7 mzk

Komentar