Warga Asli Panji Protes Anaknya Tak Diterima di SD
SINGARAJA, NusaBali - Riak-riak proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang satuan SD mulai bermunculan. Sejumlah warga Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, protes karena anak mereka tidak diterima di SDN 1 Panji.
Aksi protes warga terjadi pasca sekolah mengumumkan calon siswa yang diterima dan tidak diterima, pada Selasa (2/7) kemarin.
Sebanyak 7 KK warga asli tersebut merasa keberatan anaknya tidak diterima. Padahal jarak rumah dengan sekolah sangat dekat. Sedangkan usia anak yang didaftarkan sudah memenuhi syarat di atas 6 tahun.
Kelian Banjar Dinas Kelod Kauh, Nyoman Marsa Jaya, menyebut persoalan kroditnya PPDB di SDN 1 Panji juga terjadi beberapa tahun belakangan. Hal ini sejalan dengan perkembangan perumahan dan jumlah penduduk di wilayah Desa Panji. Jumlah calon siswa yang mendaftarkan diri jauh melebihi kapasitas sekolah yang secara ketentuan hanya bisa menampung 28 orang. Sedangkan tahun ini saja jumlah pendaftar mencapai 54 orang.
Warga asli yang dinyatakan tidak diterima mulai kebingungan mencari sekolah. Sebab sekolah terdekat lainnya yang masih satu zona sudah penuh. Solusi untuk menyekolahkan anak di sekolah swasta pun terbentur alasan ekonomi.
“SDN 1 Panji ini zonanya banjar Dinas Kelod Kauh dan Bangah. Ada warga asli kami sebanyak 7 orang tidak diterima. Secara radius jarak sekolah sebenarnya warga kami yang lebih dekat ke sekolah. Harusnya aturan zonasi ini diperketat. Sekolah cek langsung dimana lokasi rumah dan jarak sebenarnya berapa, biar tidak hanya percaya data di kertas saja,” ucap Marsa mewakili warganya.
Perbekel Desa Panji Made Mangku Ariawan berharap Pemerintah Kabupaten Buleleng dapat segera memberikan solusi dan kebijakan agar seluruh warga desanya bisa mendapatkan pelayanan pendidikan. Perbekel yang mantan anggota DPRD Buleleng ini pun memberikan opsi jika kelebihan siswa yang tidak diterima agar diwadahi dengan penambahan rombongan belajar (rombel).
“Sebenarnya opsi pertama kelebihan siswa di SDN 1 Panji bisa didistribusi ke SD 6 atau SD 2, tetapi tahun ini semua sekolah kapasitasnya penuh. Bahkan SD 6 yang dulu selalu kekurangan siswa tahun ini menerima 26 orang siswa. Ya satu-satunya rombelnya ditambah. Agar jangan sampai warga lokal yang tidak tertampung,” ungkap Mangku Ariawan.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Ida Bagus Gde Surya Bharata sudah menerima laporan dari Kadus Kelod Kauh dan Perbekel Panji. Disdikpora segera akan membuat kajian terkait kondisi di SDN 1 Panji untuk dicarikan solusi.
“Kami akan lihat dulu kondisinya. Memang ada tren kenaikan jumlah siswa dan kapasitas selalu over. Kalau sekarang posisi pendaftar 54 orang memang tidak bisa dioptimalkan seperti tahun lalu. Memang perlu ada solusi dan kebijakan. Nanti akan ada arahan dinas langkah apa yang diambil,” kata Surya Bharata.
Menurutnya, kemungkinan solusi yang akan diambil dengan menambah rombel menjadi dua kelas paralel. Jika solusi ini diambil sekolah bisa menerapkan sistem double shift. Hanya saja kebijakan ini akan berdampak pada ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) pendidik.
“Ini sedang kami petakan dulu. Tetapi kami pastikan semua warga dapat sekolah,” tegas dia.7 k23
1
Komentar