Seminar dan Pameran Komik ‘Mencari Kopi Flores’ Karya Beng Rahadian Digelar di INSTIKI
DENPASAR, NusaBali.com - Komikus Indonesia, Beng Rahadian membawakan “Komik Graphic Travelogue Mencari Kopi Flores sebagai Cultural Branding” di kampus INSTIKI (Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia), Rabu (26/06/2024).
Acara Seminar & Pameran yang bertajuk “Komik Graphic Travelogue Mencari Kopi Flores sebagai Cultural Branding” digelar di kampus INSTIKI. Seminar & Pameran ini dapat terselenggara dengan baik berkat sinergi antara kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara yakni INSTIKI, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan juga bersama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Acara ini turut mendapatkan support dari HOCA (House of Cartoon Mania). Bambang Tri Rahadian atau yang lebih dikenal dengan Beng Rahadian menjalankan seminar ini sebagai bagian dari tahapan studi Doktoral Seni di ISI Denpasar.
Dalam seminarnya, Beng Rahadian, yang dikenal luas dengan karya-karyanya seperti ‘Selamat Pagi Urbaz!’ (2009), ‘Lotif’ (2009), ‘Enjah’ (2013), ‘101 Canda Kopi’ (2015), ‘Mencari Kopi Aceh’ (2016), dan ‘Mencari Kopi Flores’ sebagai karya terbarunya, mengangkat tema kopi Flores sebagai potensi budaya yang patut di-branding.
“Kepopuleran kopi Flores, khususnya Arabika Bajawa, telah mendunia. Namun, banyak yang belum mengetahui kekayaan kopi Flores lainnya, seperti kopi Manggarai dan Gunung Kelimutu di Ende,” ujar Beng Rahadian yang juga dikenal sebagai ilustrator, kartunis, dan dosen di IKJ ini.
Bahkan, di Manggarai masih berdiri pohon-pohon kopi tua yang dianggap sakral karena warisan leluhur, masih berbuah dan bisa dinikmati sebagai cita rasa klasik yang magis.
Lebih dari sekadar kopi, Flores menawarkan keindahan alam pegunungan dan lautan yang luar biasa, serta situs purbakala seperti Homo Floresiensis dan Komodo. “Menikmati kopi Flores berarti menyelami kekayaan alam dan budaya pulau ini,” ujar Beng Rahadian.
Komik ‘Mencari Kopi Flores’ bercerita tentang perjalanan seorang penjelajah yang melintasi Flores untuk mencicipi kopi langsung dari para petani. Pengalaman ini dituangkan dalam bentuk komik dan gambar sketsa, mengajak pembaca untuk melihat Indonesia dari sudut pandang Timur.
Selain seminar dan pameran, acara ini juga menghadirkan kedai kopi ‘Mencari Kopi Flores’ dengan konsep cafe food truck di kampus INSTIKI. Para pengunjung berkesempatan mencicipi kopi Flores secara langsung. Antusiasme dari akademisi, civitas akademika, HOCA Families, dan penggiat seni menunjukkan tingginya minat terhadap kopi Flores dan budaya di baliknya.
Beng Rahadian menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kesuksesan acara ini. Kolaborasi ini diharapkan dapat terus terjalin untuk mempromosikan budaya Indonesia melalui karya seni.
Seminar dan Pameran ‘Komik Graphic Travelogue Mencari Kopi Flores sebagai Cultural Branding’ menjadi bukti nyata bagaimana seni dapat menjadi alat untuk melestarikan dan mem-branding budaya. Inisiatif Beng Rahadian patut diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi karya-karya serupa di masa depan.
Komentar