Puluhan Warga Miskin Ekstrem Diberi Pelatihan Anyaman Bambu
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 25 orang warga miskin ekstrem di tiga desa wilayah Buleleng dilatih menganyam bambu.
Dalam waktu tiga hari sejak Selasa (2/7) - Kamis (4/7) kemarin, mereka belajar membuat tudung saji berbahan bambu. Pemerintah juga sudah menyiapkan pengusaha yang siap mengambil produk mereka selepas mengikuti pelatihan.
Pelatihan anyaman bambu diselenggarakan di Pusat Latihan Usaha Terpadu (PLUT) Pemkab Buleleng. Program pendampingan dan pelatihan ini difasilitasi Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagperinkop UKM) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik pemerintah pusat. Dari 7 program pelatihan dua diantaranya dialokasikan untuk masyarakat miskin ekstrem.
Kepala Disdagperinkop UKM Dewa Made Sudiarta dihubungi Kamis (4/7) kemarin mengatakan, pelatihan anyaman bambu ini memang dikhususkan untuk keluarga miskin ekstrem. Program ini menyasar warga di Desa Tigawasa, Sidatapa dan Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng.
“Program sasaran khusus masyarakat miskin ekstrem ini untuk peserta diambild ari data P3KE, jadi benar-benar mereka yang tidak mampu diberi pelatihan. Harapannya dengan keterampilan yang dimiliki kedepannya bisa menambah penghasilan keluarga,” terang Sudiarta.
Jenis anyaman yang dipelajari adalah tudung saji, dengan kajian ramai peminat. Tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga permintaan untuk kebutuhan villa dan hotel. “Kami sudah menjalin kerjasama juga dengan pelaku bisnis di Bangli yang siap menyerap produk kerajinan. Nah ketika ada order banyak, kami siapkan tempat untuk menampung produk di PLUT,” imbuh Sudiarta.
Sementara itu untuk program pelatihan yang bersumber dari DAK Non Fisik tahun ini Kabupaten Buleleng mendapatkan kuota 7 paket dengan total anggaran Rp 1,07 miliar.
Sebanyak 4 paket diantaranya untuk pelatihan UMKM dan 3 paket sisanya untuk pelatihan dan pengembangan Koperasi.
“Kalau untuk UMKM dari 4 paket, 2 diantaranya sasaran untuk kemiskinan ekstrem, sisanya ada pelatihan manajerial UMKM dan inkubasi bisnis yang berlangsung selama 6 bulan. Pelatihan berupa kegiatan pendampingan murni dari proses produksi, perizinan, kemasan, media marketing hingga dihubungkan dengan pasar,” papar dia.7 k23
1
Komentar