BPBD Gelar Simulasi Posko Bencana Tsunami
Posko Penanganan Darurat Bencana Tsunami
Simulasi
BPBD Jembrana
TNI
Polri
Palang Merah Indonesia (PMI)
NEGARA, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana menggelar simulasi Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Tsunami di halaman Kantor BPBD Jembrana, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Kamis (4/7). Simulasi ini sebagai upaya memperkuat sinergi antar stakeholder terkait ketika menghadapi bencana tsunami.
Simulasi ini melibatkan berbagai OPD Pemkab Jembrana. Ikut jadi peserta dari unsur TNI, Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), perwakilan sejumlah universitas dan dunai usaha di Jembrana. Hadir dalam kegiatan tersebut, tim Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta BPBD Bali sebagai fasilitator dan pemandu simulasi.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, simulasi ini berkaitan dengan adanya Peraturan Bupati (Perbup) Jembrana Nomor 13 Tahun 2024. Perbup yang ditetapkan pada 28 Mei 2024, itu mengatur tentang Rencana Kontingensi Bencana Tsunami Diakibatkan Gempa Bumi Megathrust Sumba.
"Maksud dari Perbup itu adalah dasar acuan untuk mobilisasi sumber daya dari seluruh pemangku kepentingan dalam penanggulangan kedaruratan bencana tsunami di daerah. Jadi setiap OPD termasuk stakeholder tentunya memiliki peranan ketika terjadi hal yang tentunya tidak kita harapkan," ujar Agus Artana.
Sebelumnya, Agus Artana mengatakan, para stakeholder juga sudah diberikan pembekalan terkait perannya masing-masing. Pembekalan yang telah diberikan itu pun berusaha dipraktekkan melalui simulasi. "Simulasi posko ini khusus melibatkan petugas-petugas. Jadi proses simulasi langsung dipandu tim Pusdiklat BNPB yang juga memberikan pertanyaan mengenai langkah-langkah pencegahan dan penanganan ketika menghadapi situasi tertentu," ucap Agus Artana.
Selain menilai kemampuan para steholder, Agus Artana mengatakan, kegiatan simulasi ini pun diharapkan memperkuat sinergi seluruh stakeholder ketika menghadapi situasi darurat bencana. Temasuk penguatan dalam hal mitigasi bencana dari para stakeholder terkait. Dalam simulasi itu, ada beberapa catatan ataupun evaluasi kepada stakeholder.
Salah satu contohnya, kata Agus Artana, harapan untuk bisa mewujudkan Satuan Pendidikan Tangguh Bencana (SPTB) di setiap satuan pendidikan se-Jembrana. Kemudian juga ada harapan kepada Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang juga banyak berada di wilayah pesisir, minimal memberikan pelatihan kepada karyawannya tentang cara evakuasi dan pencegahan-pencegahan bencana. "Semua dievaluasi. Karena memang untuk mitigasi ataupun penangan bencana adalah tugas bersama. Semua stakeholder harus terlibat," ucapnya.7ode
1
Komentar