Mahendra Jaya: Bali Tunggu Investor Sektor Kelautan
Lepas Ketergantungan dengan Pariwisata
Pemerintah Provinsi Bali fokus pada Pembangunan Ekonomi Kerthi Bali dengan enam sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali
DENPASAR, NusaBali
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menegaskan Bali tidak ingin bergantung dari sektor pariwisata saja. Bali siap bekerja sama dengan para investor untuk mengembangkan ekonomi kelautan berkelanjutan alias blue economy.
Hal itu disampaikan Pj Gubernur saat menghadiri High Level Dinner The 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development, di The Meru Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kamis (4/7) petang. The 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development digelar di Bali pada 1-5 Juli 2024. Event tersebut merupakan inisiasi dari Global Ocean Accounts Partnership (GOAP).
“Harapannya semoga dari pertemuan ini, kami mendapatkan contoh-contoh praktik terbaik ocean account dalam rangka percepatan implementasi ekonomi kelautan yang berkelanjutan atau Blue Economy, guna pengembangan investasi di sektor kelautan dan perikanan untuk menggerakan perekonomian Bali agar terjadi keseimbangan, tidak bergantung pada sektor pariwisata saja,” kata Mahendra Jaya.
Lebih lanjut, Pj Gubernur juga mengatakan untuk mendorong peningkatan ekonomi Bali tahun 2024-2026, Pemerintah Provinsi Bali fokus pada Pembangunan Ekonomi Kerthi Bali dengan enam sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali, yaitu sektor pertanian, kelautan dan perikanan, industri, industri kecil menengah (IKM), usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi, ekonomi kreatif dan digital serta pariwisata.
“Kebijakan pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali, antara pariwisata, pertanian, kelautan, dan industri,” ujar Mahendra Jaya.
Mahendra Jaya menyebut forum Global Dialogue on Sustainable Ocean Development yang sedang dilangsungkan di Pulau Dewata sangat sejalan dengan kearifan lokal masyarakat Bali.
“Dalam hal ini adalah unsur Segara Kerthi yang merupakan salah satu dari Sad Kerthi, sangat sejalan dengan Kebijakan Ekonomi Biru untuk Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan,” tegas Mahendra Jaya.
Mahendra Jaya menjelaskan, Segara Kerthi bertujuan melindungi laut dan sumber dayanya dengan memperluas Kawasan Konservasi Laut, mengurangi tekanan dan aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan dan menjaga kelestarian wilayah laut. “Selain itu, laut bagi masyarakat Bali juga berfungsi sebagai sumber kehidupan dan tempat upacara melasti sebagai bagian dari ritual keagamaan. Bali memiliki potensi besar perikanan tangkap, budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan,” jelasnya.
Keberadaan Global Dialogue on Sustainable Ocean Development juga dikatakan Mahendra Jaya, sangat sejalan dengan kearifan lokal masyarakat kearifan lokal Tri Hita Karana (tiga unsur yang membangun keseimbangan dan keharmonisan), yaitu Parahyangan, hubungan antara manusia dengan Tuhan, Pawongan, hubungan manusia dengan manusia, dan Palemahan, hubungan manusia dengan lingkungannya.
Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan adalah kehormatan besar bisa menerima anggota forum.
Dialog yang dilakukan dalam forum tersebut diharapkan Luhut bisa berarti dan memberikan manfaat pada kesehatan dan kelangsungan laut dunia. “Laut perannya sangat vital bagi planet kita dan sekaligus memberikan kehidupan pada manusia,” ujar Luhut.
“Saya harap kita bisa membagi pengalaman dalam mengelola laut, menjaga laut sekaligus bisa menghasilkan komitmen bersama untuk kelangsungan laut kita. Dilanjutkan aksi nyata dan konkrit untuk diimplementasikan,” imbuhnya lagi.
Indonesia dalam 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development bertindak sebagai co-chair. Posisi itu dimanfaatkan Indonesia untuk mendorong penyediaan neraca sumber kekayaan laut di dunia. Acara ini dihadiri sedikitnya enam menteri negara kepulauan, perwakilan 34 negara, lembaga riset internasional dan lokal hingga pihak swasta. a
1
Komentar