Tidak Pernah Sepi, Sketsa Wajah 'On the Spot' PKB Jadi Primadona
DENPASAR, NusaBali.com - Salah satu atraksi yang menjadi ikon Pesta Kesenian Bali (PKB) dari tahun ke tahun adalah 'atraksi' sketsa wajah on the spot yang selalu dicari para pengunjung dari berbagai kalangan.
'Sketch on the Spot' ini ada di dalam ruang pameran karikatur yang dikelola Bali Cartoonist Association (Balica). Letak lokasinya pun sangat strategis yakni di dalam areal kuliner PKB XLVI dan juga pintu masuk dan keluar pengunjung dari Kampus ISI Denpasar.
Ribuan pengunjung PKB lalu lalang di areal ini dan ratusan di antaranya sudah menginjakkan kaki ke ruang pameran karikatur setiap harinya. Selain pameran karikatur yang berisi kritik sosial terkait lingkungan, politik, pariwisata, dan budaya; selalu ada pemandangan seniman kartun alias kartunis yang duduk berjejer.
Sembari memegang papan berisi kertas kosong, para kartunis ini lincah menarikan tangan dan pensil di atas kertas sambil sesekali melihat 'model' yang duduk di depan mereka. Dalam hitungan menit, sketsa wajah bergaya kartun monokrom telah jadi dan siap dibawa pulang untuk dibingkai.
Salah satu kartunis yang ditemui NusaBali.com, Minggu (7/7/2024) di Taman Budaya Bali (Art Centre), Denpasar, Chuck 'Bogbog' Handono menuturkan, seni sketsa wajah yang ditawarkan bukanlah sketsa potret wajah. Para kartunis menerjemahkan wajah pengunjung ke dalam karakter kartun.
Wajah pengunjung tidak sama persis di dalam sketsa. Namun, sketsa wajah dari para kartunis ulung ini memberikan kesan bahwa pengunjung menjadi tokoh/karakter kartun. Inilah yang dinilai menjadi daya tarik sketsa wajah dari para kartunis Balica.
"Kami itu tidak melukis potret foto tetapi karakter yang diambil. Jadi, ketika pengunjung itu melihat hasilnya ada kesan bahwa karakter itu mereka dan di saat bersamaan ada kesan lucu juga di sketsa itu," ujar Bogbog kepada NusaBali.com.
Sketsa wajah on the spot ini dibanderol Rp 50.000 per wajah. Terbilang terjangkau untuk karya seni yang 'hanya ada satu di dunia' dan dibikin langsung oleh ahlinya dalam hitungan menit. Kata salah satu pengunjung Arya Wiguna, membingkai gambar wajah bergaya kartun lebih 'asyik' daripada foto biasa.
"Kalau foto itu kan masih kelihat seperti asli ya, kalau kartun itu ada kesan seninya, beda, dan asyik aja kalau dijadikan kenang-kenangan," ungkap Arya, pria asal Tabanan ketika menemani putranya disketsa kartunis Balica.
Sementara itu, ada lima kartunis yang bertugas setiap harinya meskipun tidak selalu full team setiap saat. Made Ardiana, satu dari dua kartunis yang bertugas Minggu sore bersama Bogbog menuturkan, paling ramai ia sendiri pernah melayani 20 wajah dalam satu hari.
"Sejak buka 16 Juni lalu, paling ramai itu pernah 20 wajah. Kalau satu hari rata-rata 15 wajah dari buka siang sekitar 11.00 sampai 23.00 WITA," kata Ardi yang juga pemilik jasa ilustrasi Ardi Karikatur Bali ini.
Ketenaran sketsa wajah di PKB ini tidak didapat secara instan. Bogbog mengatakan, ketika pameran karikatur mulai dikenalkan di PKB sekitar 2004 silam, belum semua orang bisa menikmati dan mengapresiasi seni karikatur apalagi wajah dijadikan kartun. *rat
Ribuan pengunjung PKB lalu lalang di areal ini dan ratusan di antaranya sudah menginjakkan kaki ke ruang pameran karikatur setiap harinya. Selain pameran karikatur yang berisi kritik sosial terkait lingkungan, politik, pariwisata, dan budaya; selalu ada pemandangan seniman kartun alias kartunis yang duduk berjejer.
Sembari memegang papan berisi kertas kosong, para kartunis ini lincah menarikan tangan dan pensil di atas kertas sambil sesekali melihat 'model' yang duduk di depan mereka. Dalam hitungan menit, sketsa wajah bergaya kartun monokrom telah jadi dan siap dibawa pulang untuk dibingkai.
Salah satu kartunis yang ditemui NusaBali.com, Minggu (7/7/2024) di Taman Budaya Bali (Art Centre), Denpasar, Chuck 'Bogbog' Handono menuturkan, seni sketsa wajah yang ditawarkan bukanlah sketsa potret wajah. Para kartunis menerjemahkan wajah pengunjung ke dalam karakter kartun.
Wajah pengunjung tidak sama persis di dalam sketsa. Namun, sketsa wajah dari para kartunis ulung ini memberikan kesan bahwa pengunjung menjadi tokoh/karakter kartun. Inilah yang dinilai menjadi daya tarik sketsa wajah dari para kartunis Balica.
"Kami itu tidak melukis potret foto tetapi karakter yang diambil. Jadi, ketika pengunjung itu melihat hasilnya ada kesan bahwa karakter itu mereka dan di saat bersamaan ada kesan lucu juga di sketsa itu," ujar Bogbog kepada NusaBali.com.
Sketsa wajah on the spot ini dibanderol Rp 50.000 per wajah. Terbilang terjangkau untuk karya seni yang 'hanya ada satu di dunia' dan dibikin langsung oleh ahlinya dalam hitungan menit. Kata salah satu pengunjung Arya Wiguna, membingkai gambar wajah bergaya kartun lebih 'asyik' daripada foto biasa.
"Kalau foto itu kan masih kelihat seperti asli ya, kalau kartun itu ada kesan seninya, beda, dan asyik aja kalau dijadikan kenang-kenangan," ungkap Arya, pria asal Tabanan ketika menemani putranya disketsa kartunis Balica.
Sementara itu, ada lima kartunis yang bertugas setiap harinya meskipun tidak selalu full team setiap saat. Made Ardiana, satu dari dua kartunis yang bertugas Minggu sore bersama Bogbog menuturkan, paling ramai ia sendiri pernah melayani 20 wajah dalam satu hari.
"Sejak buka 16 Juni lalu, paling ramai itu pernah 20 wajah. Kalau satu hari rata-rata 15 wajah dari buka siang sekitar 11.00 sampai 23.00 WITA," kata Ardi yang juga pemilik jasa ilustrasi Ardi Karikatur Bali ini.
Ketenaran sketsa wajah di PKB ini tidak didapat secara instan. Bogbog mengatakan, ketika pameran karikatur mulai dikenalkan di PKB sekitar 2004 silam, belum semua orang bisa menikmati dan mengapresiasi seni karikatur apalagi wajah dijadikan kartun. *rat
Komentar