Wisdom Menyusut, Wisman Ramai ke Bali
Asita Bali soroti masalah infrastruktur menuju DTW agar distribusi wisman merata
DENPASAR,NusaBali
Masa libur panjang sekolah segera berakhir pekan ini. Kedatangan wisatawan dalam negeri atau domestik ke Bali, yang umumnya kebanyakan didominasi kalangan siswa diprediksi akan menyusut. Namun demikian wisatawan yang berlibur ke Bali diyakini masih tetap akan ramai. Terutama wisatawan manca negara (wisman).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asita Bali, I Putu Winastra mengatakan Selasa(8/7). “Ya memang libur panjang(domestik) sudah selesai, tetapi liburan orang Eropa baru akan mulai pada Juli ini,” ujarnya.
Kata dia memang, mulai Juli sampai dengan September itulah puncak keramaian kunjungan wisatawan manca negara, khususnya dari Eropa ke Bali.
Karena itulah, Winastra optimistis tren positif pariwisata Bali pada rentang Juli sampai September masih tetap bertahan. Perkiraannya, 17 ribu -18 ribu wisman per hari datang ke Bali. Apalagi jumlah maskapai internasional yang terbang ke Bali bertambah.
Dia menyebut salah satunya maskapai internasional Etihad Airways, dari Abu Dhabi/Timur Tengah yang terbang langsung ke Bali.
“Jadi walau kunjungan wisatawan domestik kemungkinan berkurang, namun kita tetap optimistis wisatawan ke Bali tetap ramai,” ujar Ketua Asita asal Bangli ini.
Hanya saja, Putu Winastra menggarisbawahi, masih ada pekerjaan rumah diantaranya perbaikan infrastruktur untuk mendukung kualitas pariwisata Bali. Salah satunya infrastruktur jalan raya untuk mempercepat koneksi antar kawasaan maupun daya tarik wisata (DTW).
“Tujuannya memudahkan aksesibilitas wisatawan ke destinasi,” terangnya.
Menurut pengalamannya Putu Winastra mengatakan semakin cepat tiba di destinasi tujuan, wisatawan akan lebih senang. “Antara 30-45 menit,” ungkapnya,
Dengan sarana atau infrakstruktur yang memadai, sebaran wisatawan di Bali akan lebih merata. Tidak hanya numplek di kawasan Bali selatan, namun juga ke kawasan lainnya di Pulau Seribu Pura ini yakni timur, utara dan barat .
“Jadi harapan kita terjadi cross distribusi wisatawan, dengan adanya infrastruktur yang baik,” ujar Winastra.
Misalnya, wisatawan yang berada di Bali selatan, tidak harus berlama-lama waktunya di jalan ketika menuju ke Bali kawasan utara, seperti ke Buleleng.
“Jadi masalah infrastruktur, kemacetan tetap menjadi catatan,” ujarnya. k17
Komentar