nusabali

PKM-PM Undiksha Hadirkan Program ‘Mawarka’ di Panti Asuhan

  • www.nusabali.com-pkm-pm-undiksha-hadirkan-program-mawarka-di-panti-asuhan
  • www.nusabali.com-pkm-pm-undiksha-hadirkan-program-mawarka-di-panti-asuhan
  • www.nusabali.com-pkm-pm-undiksha-hadirkan-program-mawarka-di-panti-asuhan

TABANAN, NusaBali.com - Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) menghadirkan inovasi digitalisasi Masatua Cupak Grantang untuk anak-anak di Panti Asuhan Yayasan Gayatri Widya Mandala, Tabanan.

Panti Asuhan Yayasan Gayatri Widya Mandala, sebagai panti asuhan Hindu pertama dan satu-satunya di Tabanan, memiliki 35 anak asuh dengan rentang usia 1 hingga 18 tahun. Namun, mereka belum mendapatkan pengenalan Masatua Bali.

Melihat kondisi ini, Tim PKM-PM Undiksha terdiri dari  Ni Kadek Tina Sumerti (Ketua Tim), Pande Komang Primandani, Ni Luh Putu Gita Duwi Cahayani, dan Ni Ketut Tila Heryantini dengan dosen pendamping  Dewi Anzelina MPd, tergerak untuk membantu dalam program ‘Mawarka’ atau Masatua Cupak Grantang sebagai Warisan Berbasis Digitalisasi dalam Membangun Karakter Anak tersebut. 

“Kami ingin membantu menyelesaikan permasalahan mitra dengan pelatihan dalam melatihkan masatua Bali dan dengan memberikan ide atau inovasi yang baru dengan pemberian media untuk anak-anak,” ujar Tina Sumerti.

Dalam program yang dijalankan mulai bulan Mei hingga Agustus 2024, menghadirkan media E-book Cupak Grantang sebagai solusi inovatif untuk menjangkau anak-anak di era digital. “Media digital E-book Masatua Cupak Grantang ini merupakan media yang gampang dalam digunakan di kehidupan sehari-hari,” jelas Tina.

Pengurus panti asuhan yang sudah familiar dengan penggunaan handphone dapat dengan mudah memanfaatkan E-book ini untuk melatih anak-anak. E-book ini juga dilengkapi dengan buku Masatua Bali agar anak-anak dapat membaca cerita lain.

Pendiri Panti Asuhan Yayasan Gayatri Widya Mandala, Eriana Herlisanti SPd, menyambut baik inisiatif Tim PKM-PM. “Di sini kami mengutamakan pembentukan karakter, melestarikan kearifan budaya lokal, dan pendidikan,” ungkap Eriana.


Menurutnya, Masatua Cupak Grantang memiliki peran penting dalam membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai budaya Bali kepada anak-anak. “Masatua Bali belum diajarkan dan dilatihkan kepada anak-anak di panti. 0% anak-anak mengetahui tentang masatua Bali,” jelas Eriana.

Digitalisasi Masatua Cupak Grantang melalui E-book diharapkan dapat menjadi solusi tepat untuk menjangkau anak-anak di era digital, sekaligus melestarikan budaya dan membangun karakter mereka.

Inisiatif Tim PKM-PM Undiksha sejalan dengan Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Peraturan tersebut mengupayakan agar masyarakat Bali dapat menguasai dan melestarikan aksara Bali, termasuk melalui pelaksanaan Bulan Bahasa Bali.

Panti Asuhan Yayasan Gayatri Widya Mandala pun menyatakan ingin ikut serta dalam melestarikan budaya Bali dengan Masatua Bali dalam pelaksanaan Bulan Bahasa Bali.

Digitalisasi Masatua Cupak Grantang menjadi langkah maju dalam upaya pelestarian budaya dan penanaman nilai-nilai luhur kepada generasi muda, khususnya anak-anak di panti asuhan.

Komentar