Petani Kakao Tabanan Waspadai Serangan Hama
Petugas Dinas Pertanian
Monitoring
Hasil Kakao
Organisme Penganggu Tanaman (OPT)
Dinas Pertanian Tabanan
TABANAN, NusaBali - Petani kakao di Tabanan harus waspada. Dengan musim kemarau diselingi hujan mengancam meningkatnya organisme penganggu tanaman (OPT) karena kontur tanah menjadi lembab.
Adapun serangan OPT yang harus diwaspadai adalah penggerek buah dan serangan buah busuk. Saat ini total luasan tanaman kakao di Tabanan mencapai 4.631 hektare per triwulan IV tahun 2023.
Penyuluh Tingkat Muda Dinas Pertanian Tabanan Ni Ketut Yuli Aryani, menegaskan musim sekarang kemarau yang diselingi hujan memang berpotensi meningkatkan gangguan OPT. Karena musim tersebut membuat kontur tanah menjadi lembab.
“Biasanya April hingga September ini adalah musim kemarau. Tapi justru berbalik, kemarau diselingi hujan. Ini yang harus diwaspadai,” ujar Aryani, Selasa (9/7).
Untuk itu dia mengimbau kepada petani supaya mewaspadai musim tersebut. Petani agar mengantisipasi supaya tanaman kakao tidak diserang OPT seperti hama penggerek buah maupun serangan buah busuk.
“Meskipun adanya potensi gangguan OPT tinggi, sekarang hasil koordinasi dengan petugas pengendali tiap kecamatan, memang belum ada laporan petani yang sampai merugi karena serangan hama kakao. Ada hama namun masih bisa diatasi secara mandiri,” ucap Aryani.
Aryani pun meminta kepada petani nantinya kalau ada serangan OPT dengan intensitas berat, bisa melaporkan ke Dinas Pertanian Tabanan untuk diteruskan ke UPTD BPTPH Provinsi Bali yang kemudian dilakukan pendampingan guna penanganan.
Menurut Aryani, antisipasi OPT sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah oleh petani kakao. Di antaranya, melakukan pemangkasan tanaman, kemudian memotong dan mengubur buah-buah yang busuk. Selain itu dibarengi dengan upaya pemupukan untuk menjaga produktivitas.
“Namun selama ini upaya pencegahan tersebut kurang optimal dilakukan oleh petani kakao. Biasanya petani baru melakukan perawatan tanaman ketika harga panen mahal, sedangkan ketika harga turun cenderung membiarkan tanaman kakao,” bebernya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan triwulan IV 2023, sentra produksi kakao di Kabupaten Tabanan menyebar di sepuluh kecamatan. Yakni Kecamatan Tabanan dengan luasan mencapai 55 ha, Selemadeg Barat mencapai 1.403 ha, Selemadeg 529 ha, Selemadeg Timur mencapai 500 ha.
Selanjutnya Kecamatan Pupuan mencapai 918 ha, Penebel mencapai 935 ha, Kerambitan 61 ha, Baturiti 72 ha, Kediri 3 ha, dan di Kecamatan Marga seluas 155 ha. 7 des
Komentar