Melukis dengan Media Telur, Wayan Sadra Banjir Orderan
Painting Class Jadi Paket Wisata Unggulan
GIANYAR, NusaBali - Painting Class atau kelas melukis menjadi paket wisata unggulan Egg Painting I Wayan Sadra di kediamannya Banjar Gerih, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati. Wisatawan bisa merasakan sensasi melukis pada media yang tak biasa yakni bulat.
Selain di rumahnya, Wayan Sadra juga sering diminta mengajar melukis telur ke wisatawan di hotel. Namun karena faktor usia, pensiunan guru SMPN 1 Blahbatuh ini mempercayakan painting class di hotel pada muridnya. Sementara Wayan Sadra memilih untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Apalagi setelah hadirnya cucu kembar yang dinantikan selama 6 tahun, Sadra merasa tak ingin keluar rumah.
Diungkapkannya, keunikan seni melukis telur menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga peminatnya selalu ada setiap waktu.
Biasanya, Wayan Sadra akan menyiapkan media cangkang telur yang sudah dipulas putih. Untuk memudahkan wisatawan, tak jarang Wayan Sadra membuatkan sketsa. "Melukis telur itu perlu ketelitian, karena medianya bulat dan kecil," jelasnya, Selasa (9/7).
Hanya saja kedatangan wisatawan tidak bisa diprediksi. Kadang beberapa rombongan datang sekaligus, kadang juga sepi. "Kalau rata-rata, ada 5 tamu per bulan," ujarnya.
Sementara panggilan painting class ke hotel sudah terjadwal. "Kebetulan ada kontrak kerjasama dengan beberapa hotel di Bali. Jadi rutin ada painting class, itu anak buah saya yang jalan. Karena saya sudah tua, takut masuk angin," ungkapnya.
Selain painting class, orderan lukisan telur juga masih mengalir dari Universitas dan hotel. Biasanya dipakai sebagai cinderamata dan oleh-oleh.
"Pasca pandemi, order sudah mulai ramai. Ada langganan tetap minimal order 100 pcs per bulan. Ada juga permintaan dari hotel," jelas Mantan Bendesa Adat Gerih ini.
Lantaran keterbatasan dalam memperoleh cangkang telur asli, terutama Kasuari dan telur unta, sejak Tahun 2000 Wayan Sadar sudah beralih ke telur ‘buatan’ atau tiruan sebagai pengganti. Telur tiruan dibuat dari kayu, kemudian dicat sedemikian rupa sehingga menyerupai telur asli.
Telur kayu itu dibuat perajin di Tegallalang, Gianyar. Kayu albesia salah satu jenis kayu yang paling banyak dipakai. Telur kayu itulah yang dilukis, sebagai pengganti cangkang telur yang asli. Memang tidak asli telur, namun telur kayu lebih aman. Terutama tidak rawan pecah, kalau dipindah-pindahkan. Misalnya saat dikirim.
Namun demikian, Sadra mengatakan tetap juga melukis cangkang telur asli, antara lain cangkang telur angsa dan bebek.
“Cangkang telur angsa misalnya dari Lamongan, melalui teman dari Kediri,” ungkap Sadra. Permintaan telur lukis, lanjut Sadra, biasanya bertambah jelang Hari Paskah. Telur lukis untuk Paskah biasanya telur asli. “Jelang Paskah pasti pekerjaan meningkat, bahkan sampai lembur,” ucapnya.
Terkait harga, Sadra menyebut harga lukisan telur tergantung pada jenis dan detail lukisannya. Sebagai gambaran untuk lukisan telur bebek harganya antara Rp 50.000 hingga Rp150.000. Lukis telur angsa mulai Rp 100.000 sampai Rp 500.000. Telur kasuari mulai Rp 350.000 sampai Rp 700.000. Dan lukisan telur burung unta,antara Rp 400.000 sampai jutaan.
"Semua rata-rata untuk telur yang terbuat dari kayu," ungkapnya. Sementara, yang untuk lukisan pada cangkang telur asli lebih tinggi harganya. "Tergantung juga detail lukisannya," katanya.
Karena kini semakin banyak dilirik wisatawan, Sadra mengaku ikut senang, itu artinya secara tak langsung ikut sebagai media mempromosikan pariwisata Bali. Dia berharap ke depan suvenir lukisan telur semakin digemari wisatawan. nvi
1
Komentar