Kesenian Ukraina Bawa Suasana Beda di PKB
DENPASAR, NusaBali - Pementasan kesenian Ukraina menjadi salah satu pertunjukan menarik pada ajang Bali World Cultural Celebration (BWCC) serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI, Selasa (9/7) malam.
Rekasedana (performance) Ukrainan Music, Song, and Dance, Slava Ukrainian Culture Center, Ukraine berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Selasa (9/7) malam. Sebanyak 30 penari menyatakan sangat senang dapat memeriahkan hajatan seni yang dimiliki masyarakat Bali.
Saat pergelaran kesenian asing itu, pengunjung dan penonton yang ada di gedung kesenian itu didominasi oleh warga asing, serta masyarakat lokal yang memang mencintai seni. Pergelaran yang dimulai pukul 19.00 Wita itu, menampilkan instrumen musik tradisional Ukraina yang disebut bandura.
Jenis musik ini dimainkan untuk pertama kali di Bali dan Indonesia. Pengunjung menyaksikan tarian tradisional bangsa Cossack dan tarian modern dalam balutan busana tradisional Ukraina yang disebut vyshyvanka.
Pada malam itu, Pusat Kebudayaan Slava Ukraina menampilkan 11 suguhan seni, yaitu Pryvit dance, Ambasador Vasyl Hamianin, Larysa Kovalchuk on Bandura, Tambourine dance, Hopak dance, Bandura, Mavka dance, Kupala fire dance, Larysa Kovalchuk on Bandura play, Vesnianka/kozatskiy dance, dan Kolomiyka.
Komunitas Ukraina di Bali yang didorong oleh Konsulat Kehormatan Ukraina di Denpasar dan didukung oleh Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta menyuguhkan pementasan budaya Ukraina ini.
“Para penari, penyanyi, dan pemusik itu didatangkan khusus dari Pusat Kebudayaan Slava Ukraina di Adelaide, Australia Selatan,” kata Konsul Kehormatan Ukraina Denpasar, Bali I Nyoman Astama, usai pementasan.
Menurutnya, ini merupakan upaya kontribusi Ukraina kepada seni dan budaya dunia khususnya Bali dengan berpartisipasi melalui pementasan budaya Ukraina di rangkaian acara PKB.
Hal ini juga menunjukkan keberadaan budaya Ukraina di tengah situasi yang sangat tidak mudah pada saat ini. Karena Ukraina sedang dalam kondisi perang.
“Harapan kami, melalui seni dan budaya, kita bisa menciptakan perdamaian bagi seluruh umat manusia di muka bumi. Ini merupakan salah satu bukti nyata dalam implementasinya,” ujarnya.
Dalam situasi yang penuh tantangan, kolaborasi, semangat kebersamaan dan penghargaan kepada seni dan budaya, maka perdamaian dan kemajuan untuk peradaban umat manusia bisa terwujud.
Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra yang hadir pada pergelaran tersebut mengapresiasi sajian seni dari Ukraina ini.
Tampilan dari negara-negara peserta BWCC ini semakin memperkaya khasanah budaya Bali. Masyarakat Bali, khususnya para seniman di Bali juga mendapat tampilan yang baru. “Tampilan kesenian baru itu saya kira nantinya terjadi akulturasi budaya antara budaya Bali khususnya dengan negara Ukraina,” ucapnya.
Ini pertama kali kesenian dari negara Ukraina ikut tampil di ajang PKB. Para penari dan pemusik Ukraina sangat senang bisa tampil di festival seni di Pulau Dewata.
“Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta mengaku sangat senang budaya Ukraina bisa tampil di ajang PKB ini. Mudah-mudahan tahun depan, juga bisa tampil,” harap Kartika Jaya.
Kartika Jaya mengaku salut, karena walaupun saat ini Ukraina ada dalam peperangan, tetapi mereka bisa tetap tampil di Indonesia khususnya di Bali. Dia pun berharap dengan seni ini, negara-negara di dunia bisa bersatu.
“Sebab, dalam hajatan ini tidak ada kepentingan lain selain menghormati seni sebagai hasil karya dari budaya manusia itu sendiri. Kita sepakat negara-negara di dunia menghargai budaya,” kata Kartika Jaya. 7 a
Komentar