Musim Panen, Pasokan Jeruk Melimpah
Bali kini sedang dalam masa musim panen jeruk. Jeruk Kintamani tentu saja, ‘varietas’ yang sudah kondang.
DENPASAR, NusaBali
Pasokan jeruk melimpah, sehingga pedagang jeruk bermobil gampang ditemui di berbagai tempat di kota Denpasar dan sekitarnya. Putu Warta, seorang pedagang jeruk mengiyakan melimpahnya pasokan jeruk karena sedang musim panen. “Panen sudah sejak Juli lalu,” kata Warta, Kamis (10/8).
Namun kata Warta, musim puncak panen tidak lagi lama. “Dalam beberapa pekan lagi berakhir. Akan langka kembali,” ucap warta pedagang yang mengaku asal Desa Sukawana Kintamani, Bangli.
Dari pantauan, harga jeruk di kalangan pedagang bermobil rata- rata Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per kilogram. Itu masih bisa ditawar, apakah membeli dalam jumlah banyak atau hanya beberapa kilogram saja. Jika beli dalam jumlah banyak, di atas lima kilogram dapat lebih murah.
Kondisi harga jeruk di pasaran tentu beda di tingkat petani atau tangan petani. Harganya jelas lebih murah dibanding harga di pasaran. Menurut penuturan petani harga jeruk berkisar antara Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kilogram. Harga ini terendah dari rata- rata Rp 7.000 per kilogram pada awal-awal memasuki musim panen. “Tidak banyak untungnya. Hanya bisa pakpok saja,” ujar I Wayan Sarga, seorang petani jeruk dari Pengotan, Bangli.
Dikatakan sebagian besar jeruk hasil panen petani diambil pedagang luar dan para pengepul . “Begitulah harga jeruk sekarang, petani rugi,” keluh Sarga.Ada juga petani yang menjual langsung jeruknya ke luar pulau seperti ke Surabaya. Tetapi tidak banyak.
Harga jeruk yang rendah tersebut, menurut petani juga disebabkan faktor masuknya jeruk dari luar daerah. Di antaranya jeruk dari Malang. “Informasinya karena musim panen juga di sana,” ungkap Sarga. Karena itulah harga jeruk Bali turun. Petani jeruk pun tidak bisa menolak. “Karena begitulah harga yang diminta pedagang dan tengkulak,” kata Sarga.
Dari pantauan, pedagang jeruk bermobil hampir tiap hari mangkal di kawasan Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon, kawasan Sanur, Teuku Umar Barat dan pasar-pasar di kota Denpasar, hingga kawasan satelit di antaranya kawasan Batubulan, Sukawati. *k17
Namun kata Warta, musim puncak panen tidak lagi lama. “Dalam beberapa pekan lagi berakhir. Akan langka kembali,” ucap warta pedagang yang mengaku asal Desa Sukawana Kintamani, Bangli.
Dari pantauan, harga jeruk di kalangan pedagang bermobil rata- rata Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per kilogram. Itu masih bisa ditawar, apakah membeli dalam jumlah banyak atau hanya beberapa kilogram saja. Jika beli dalam jumlah banyak, di atas lima kilogram dapat lebih murah.
Kondisi harga jeruk di pasaran tentu beda di tingkat petani atau tangan petani. Harganya jelas lebih murah dibanding harga di pasaran. Menurut penuturan petani harga jeruk berkisar antara Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kilogram. Harga ini terendah dari rata- rata Rp 7.000 per kilogram pada awal-awal memasuki musim panen. “Tidak banyak untungnya. Hanya bisa pakpok saja,” ujar I Wayan Sarga, seorang petani jeruk dari Pengotan, Bangli.
Dikatakan sebagian besar jeruk hasil panen petani diambil pedagang luar dan para pengepul . “Begitulah harga jeruk sekarang, petani rugi,” keluh Sarga.Ada juga petani yang menjual langsung jeruknya ke luar pulau seperti ke Surabaya. Tetapi tidak banyak.
Harga jeruk yang rendah tersebut, menurut petani juga disebabkan faktor masuknya jeruk dari luar daerah. Di antaranya jeruk dari Malang. “Informasinya karena musim panen juga di sana,” ungkap Sarga. Karena itulah harga jeruk Bali turun. Petani jeruk pun tidak bisa menolak. “Karena begitulah harga yang diminta pedagang dan tengkulak,” kata Sarga.
Dari pantauan, pedagang jeruk bermobil hampir tiap hari mangkal di kawasan Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon, kawasan Sanur, Teuku Umar Barat dan pasar-pasar di kota Denpasar, hingga kawasan satelit di antaranya kawasan Batubulan, Sukawati. *k17
1
Komentar