Bendung Karet SPAM Penet Robek, 10.400 Pelanggan Terdampak
DENPASAR, NusaBali - Bendung karet Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Penet kembali robek sejak, Kamis (11/7).
Akibatnya, sebanyak 10.400 pelanggan di beberapa desa kawasan Denpasar Selatan terdampak, mulai dari aliran air mati total hingga penurunan tekanan air.
Dirut Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Gede Arsana, Jumat (12/7), mengungkapkan bendung karet yang ada di SPAM Penet sudah berumur tua. Hal itu membuat bendung karet SPAM Penet kerap kali robek.
Perumda Tirta Sewakadarma yang berlangganan di SPAM Penet harus mengalami kerugian karena sebanyak 10.400 pelanggan kena imbas. “Ini kerugian bagi kami, harusnya diberikan solusi oleh pengelola SPAM Penet. Sekarang yang terimbas itu di wilayah Sanur Kaja, Kelurahan Sanur, Sanur Kauh, Pedungan, Renon, Pemogan, Sidakarya, Benoa hingga Serangan," kata Bagus Arsana.
Yang paling parah air dipastikan mati total di kawasan Kelurahan Serangan. Sisanya, air masih mengalir tetapi dengan tekanan kecil dibantu suplai dari IPA Waribang.
Bagus Arsana mengatakan, saat ini pihak pengelola baru melakukan pembuatan kisdam. Akan terapi pihak pengelola SPAM Penet belum memberikan kepastian kapan SPAM Penet bisa beroperasi normal lagi. “Kami tidak diberikan kepastian kapan akan selesai perbaikan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPTD PAM Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Kawasan Permukiman (PUPRKIM) Provinsi Bali Ida Bagus Surya Atmaja saat dikonfirmasi via telepon membenarkan bendung karet SPAM Penet kembali robek sejak Kamis kemarin.
Dia mengatakan, ranah di kawasan sungai termasuk bendung karet sebenarnya masih ranah Balai Wilayah Sungai (BWS). Namun, karena berkaitan dengan pelayanan air ke masyarakat, pihaknya berupaya berkomunikasi dengan BWS untuk mencari solusi jangka pendek dengan membuat kisdam.
Kisdam dibuat agar air bisa masuk ke IPA intake untuk diproduksi menjadi air baku yang disalurkan ke masyarakat. “Kendala pembuatan kisdam ini karena menggunakan manual dengan tenaga manusia. Sebab, jalan khusus alat berat seperti ekskavator tidak ada. Jadi ini kami percepat biar tidak lama masyarakat tidak mendapatkan air,” kata Surya Atmaja.
Surya Atmaja mengatakan, untuk bendung karet yang robek kemungkinan akan diperbaiki mulai besok (hari ini). Rekanan yang biasa mengambil perbaikan bendung karet sudah meninjau kerusakannya. “Kemungkinan ini 10 hari pengerjaan, apalagi bendung karet sudah berumur 15 tahun harusnya waktunya diganti. Makanya sebelum itu kami buatkan kisdam agar henti produksi tidak sampai seminggu,” ujarnya.
Surya Atmaja menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan ke BWS untuk penggantian bendung karet. Pihaknya juga meminta ada penambahan bamper baja. “Kami sudah minta katanya tahun 2025 baru terealisasi karena anggaran. Kalau penggunaan bendung karet memang riskan, ditambah masyarakat kita belum sadar. Banyak kayu gelondongan yang hanyut, saat kena bendung karet pasti robek. Beda dengan penggunaan di luar negeri, sudah pasti tidak ada sampah yang dibuang ke sungai,” tandasnya. 7 mis
Komentar